Thursday, November 16, 2023
Monday, November 13, 2023
Output AYC Batch 2 KMNU Unila
Output AYC Batch 2 KMNU Unila
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU) Universitas Lampung telah sukses melaksanakan pengkaderan tingkat 1 yakni Aswaja Youth Champ (AYC) batch 2 di Kompleks Masjid Al-Wasi'i Universitas Lampung pada Jum'at - Ahad (27-29/10/2023)
Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah "Membentuk Generasi Setia Organisasi yang Berjiwa CINTA (Cerdas, Ilmiah, Nasionalis, Tangguh, dan Agamis) yang Berlandaskan Ahlusunnah Wal Jama’ah".
Tentu tema tersebut diharapkan akan dapat menjadi output daripada pelaksanaan pengkaderan ini.
Dalam tema tersebut terdapat beberapa point penting yang harus diulas dan dikupas dengan rinci agar peserta dapat memahami dan mengerti setelah mengikuti pengkaderan ini agar terwujud insan mahasiswa santri yang diharapkan.
Salah seorang kader KMNU Universitas Lampung, Hafidz Fatur Rahman memaparkan dan sedikit menafsirkan tentang tema daripada kegiatan tersebut.
Point-point yang diharapkan untuk menjadi output dalam pengkaderan ini tertuang dalam kalimat CINTA (Cerdas, Ilmiah, Nasionalis, Tangguh, dan Agamis).
Berikut tafsirannya:
Cerdas, maksudnya seorang mahasiswa harus mempunyai kecerdasan, karena seseorang mahasiswa sebagai agent of change harus mempunyai kecakapan, baik itu pola pikir dan kecerdasan intelektual. Mahasiswa harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan intelektual diperlukan untuk memahami ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecerdasan emosional diperlukan untuk mengelola diri dan berinteraksi dengan orang lain.
Ilmiah, tak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa harus bisa berpikir ilmiah dan logis. Karena rasionalisme sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk menempa diri menjadi pribadi yang berintelektual. Mahasiswa harus memiliki sikap dan perilaku ilmiah, yaitu objektif, kritis, dan terbuka. Sikap dan perilaku ilmiah diperlukan untuk memahami dan memecahkan masalah secara tepat.
Nasionalis, mahasiswa harus memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa. Terlebih anggota KMNU harus mempunyai jiwa nasionalisme dan patriotisme untuk berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa.
Tangguh, mahasiswa harus memiliki mental dan fisik yang kuat. Mental dan fisik yang kuat diperlukan untuk menghadapi tantangan dan rintangan dalam kehidupan. Karena nantinya ranah berjuang mahasiswa tentu terjun langsung di masyarakat.
Agamis, mahasiswa harus memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diperlukan untuk menjalani hidup dengan penuh kedamaian dan ketenangan. Terlebih Nasionalis harus dibarengi dengan Agamis agar selaras dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan nilai-nilai ini diharapkan para peserta akan menjadi mahasiswa sebagai agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Oleh Hafidz Fatur Rahman
Thursday, October 26, 2023
KMNU Unila Sukses Gelar Ngobrol Perkara Editing (NGUPING)
KMNU Unila Sukses Gelar Ngobrol Perkara Editing (NGUPING)
Bandarlampung - Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung sukses menggelar pelatihan edit video dengan tema 𝘕𝘎𝘜𝘗𝘐𝘕𝘎 (Ngobrol Perkara Editing) yang dilaksanakan di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Lampung pada Sabtu (21/10/2023).
Pelatihan ini merupakan program kerja yang digagas oleh Departemen Informasi dan Komunikasi (Infokom) KMNU Unila 2023 dengan sasaran peserta seluruh Pengurus dan anggota KMNU Unila serta dibuka Untuk Umum.
Kegiatan pelatihan edit video ini difokuskan dengan menggunakan aplikasi Capcut dengan menghadirkan selebgram Lampunggeh yang juga sebagai kader alumni KMNU Unila yakni Tiara May Rosita.
Ketua Pelaksana, Qithfirul Aziz dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap jajaran panitia dan pengurus atas kehadiran nya sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan ini tanpa suatu kendala apapun, dan meminta maaf yang sebesar besarnya apabila dalam acara kali ini terdapat banyak kekurangan dari segi tempat, hidangan maupun sambutan.
"Terimakasih yang setinggi-tingginya untuk jajaran pengurus yang telah mendukung dan memfasilitasi acara ini serta kami memohon ma'af apabila terdapat kekurangan pada acara ini", ungkapnya
Ketua umum KMNU Unila, Hikmal juga menyampaikan harapannya semoga apa yang nanti di sampaikan oleh pemateri bisa diterapkan dalam kehidupan.
"Semoga dengan pelatihan editing ini harapannya sedikit berbeda dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Mudah mudahan apa yang disampaikan pemateri bisa kita terapkan dalam kehidupan kampus maupun pekerjaan nantinya," ujarnya.
Senada dengan sambutan yang lainnya, Pembina KMNU Unila, Imam Mahmud mengatakan bahwa seorang kader KMNU harus senantias mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang biasa saja di luar sana.
"Mahasiswa yang luar biasa yakni mahasiswa yang mampu menimba ilmu dan mampu memanajemen waktu untuk organisasi, oleh karena itu, seorang organisatoris terlebih kader KMNU harus mempunyai kemampuan softskill lebih dari mahasiswa di luar sana," tandasnya.
Beliau pun menambahkan bahwa kader KMNU juga harus sanggup merealisasikan salah satu bait dalam mars KMNU yakni Berkhidmat Untuk Umat, Mengabdi Pada Negeri, Memimpin Peradaban Bangsa.
"Salah satu hal yang paling mendasar untuk mengasah softskill adalah dengan mulai dari hal yang kecil seperti ini, yakni acara editing video ini," tegasnya
Pelatihan ini diikuti oleh segenap peserta dengan penuh semangat dan antusias hingga akhir acara. Dalam pelatihan ini, dihadiri langsung oleh Pembina KMNU Unila, Mas Imam Mahmud, S.Sos., M.Sos., Ketua Umum KMNU Unila, Hikmal, serta para Pengurus dan anggota KMNU Unila.
Oleh : Na'imah Khoiriyah ( Kader Penggerak KMNU)
Sunday, October 22, 2023
RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #2
Bersambung ...
Oleh Hafidz Fatur Rahman
Tuesday, October 10, 2023
RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #1
RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG
#part 1
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' yang biasa disingkat menjadi KMNU. Organisasi ini merupakan organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berbasis pengkaderan. Tujuan lain adalah untuk mempersiapkan kader yang siap kedepan guna melanjutkan estafet-estafet kepemimpinan di NU pada khususnya. KMNU ini tumbuh dari mahasiswa yang berlatar belakang nahdliyin, ya karena memang organisasi ini mempunyai background NU secara arah gerak dan pemikiran. Organisasi yang lahir dari jerih payah para kader-kader penggerak NU terkhusus di lingkup Universitas Lampung ini memang dulunya tak mudah dalam meniti karir sebagai wadah bagi para mahasiswa NU yang ingin mengembangkan diri khususnya dalam pengembangan ilmu keagamaan. Berawal dari keresahan kader-kader NU Universitas Lampung yang merasa bahwa para mahasiswa NU butuh sekolah keagamaan yang berideologis NU secara kultural sebagai wadah dan tempat menimba ilmu kepesantrenan. Menelisik keresahan tersebut, kemudian lahirlah KMNU sebagai langkah baru dalam gerakan kemahasiswaan yang mempunyai independensi tersendiri.
Dibeberapa kampus mungkin bisa dikatakan bahwa KMNU sudah menjadi organisasi masa kini, dan bisa dikatakan sebagai promotor dan ujung tombak dalam melestarikan dan menjaga amaliyah Aswaja di dalam internal kampus. Mahasiswa Nahdliyin yang notabene adalah satu-satunya basis masa mahasiswa yang diharapkan dapat menjadi tumpuan dalam pola kaderisasi dan mampu menjadi penggerak dalam pemberdayaan tapi nyatanya belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Menurut yang saya lihat, bahwa KMNU ini masih kesulitan dalam mengepakkan sayap-sayap pergerakan walaupun secara kuantitas banyak sekali mahasiswa berlatarbelakang NU yang berada di kampus. Mereka lebih menyukai akan organisasi keagamaan yang tidak ada embel-embelnya, seperti contoh saja Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang menurut mereka lebih menarik dan banyak menjamur serta berkembang karena kekuatannya menjadi organisasi internal kampus. Kebanyakan dari mereka tak ingin memperlihatkan ke-NU-annya karena dirasa NU ini merupakan organisasi tradisionalis sehingga seakan malu menonjolkan ke-NU-annya.
Lalu apakah mempunyai basis NU saja sudah cukup?. Tentu tidak, jangan lupakan aspek pengkaderan dalam organisasi. Pola-pola kaderisasi dan pengembangan yang ada harusnya mampu menggiring doktrin dan meyakini bahwa menjadi mahasiswa NU adalah jalan yang tepat dan benar.
Proses kaderisasi sendiri merupakan suatu hal yang perlu diulas dan dipetik lebih dalam. Mulai dari bagaimana pola yang ada dan dijalankan, efektivitas pengkaderan, dan juga bagaimana memberikan sistem pengkaderan yang sesuai dengan kebutuhan. Karena seiringnya perkembangan zaman, tentunya karakter tiap kader pergenerasi berbeda. Lalu bagaimana proses pengkaderan yang seharusnya diberikan? apakah juga sistem dan bagaimana seharusnya pola pengkaderan yang mampu diterima oleh anggota agar tercipta kader kader KMNU sebagai insan réligius, nasionalis, dan berintelektual? .
Sedikit pandangan saya tentang pola pengkaderan yang menjadi ujung tombak dalam membentuk pribadi yang seperti diharapkan. Harapannya ini bisa menjadi gambaran dan bahan perbincangan diwaktu yang akan datang.
Bersambung ...
Oleh Hafidz Fatur Rahman