KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Berita KMNU

Info NU

Aswaja

Kegiatan Organisasi

Kairo (Kalam Indah Romadhon)

Thursday, November 16, 2023

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG  #part 3

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #part 3

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG  
#part 3

Relevansi pengkaderan memang saat ini menjadi perbincangan hangat bagi setiap organisasi ataupun ormawa yang berfokus pada organisasi pengkaderan. Perbincangan itu hadir ketika sebagian kalangan pengurus ataupun kader lainnya merasa resah akan hal kaderisasi ini. Terlebih kaderisasi ini merupakan ujung tombak daripada setiap organisasi.  Pembahasan terkait pengkaderan itu bahkan telah menjadi berita hangat yang patut diulas oleh setiap organisasi pengkaderan guna melancarkan misinya menjadi organisasi basis pengkaderan yang tujuannya menciptakan dan membentuk kader-kader potensial untuk bisa bertarung dan berkontestasi serta ambil bagian dalam kontribusi bagi bangsa. Lalu bagaimana proses jalannya kaderisasi dalam lingkup KMNU secara umum?

Membicarakan eksistensi pengkaderan memang cukup pelik. Saya kira, kita memang harus memandang hal ini dengan objektif sepenting apakah pengkaderan itu dilaksanakan, terutama memandang apakah pengkaderan tersebut berdampak positif atau tidak untuk masyarakat sesuai dengan tujuan pengkaderan itu sendiri. Kebanyakan hanya memandang pengkaderan ini sebagai ajang syarat saja dalam menjalankan roda organisasi dan mengugurkan kewajiban semata. Akan tetapi, orang yang memahami konsep dalam pengkaderan akan terus membuat inovasi dan terobosan guna memberikan wadah dan tempat untuk para kadernya mengembangkan diri dan menggembleng dirinya agar meningkatnya softskill dan hardskillnya. Karena banyak yang mengikuti organisasi pengkaderan untuk tujuan pengembangan diri kedepan.

Kebanyakan setelah melaksanakan pengkaderan para anggota muda hasil kegiatan ini hanya dibiarkan begitu saja dan tanpa adanya pengawalan penuh setelah proses kaderisasi usai. Proses pengawalan ini harus benar-benar dilaksanakan untuk membantu para anggota baru menemukan jati diri dahulu dan mengenal organisasi lebih dalam. Tak jarang bahkan beberapa anggota hasil kaderisasi menghilang dan salah satu faktornya ialah tak menemukan kenyamanan dalam internal organisasi sendiri. Maka, saya memandang bahwa perlunya follow up dan pengawalan penuh guna mencari jati diri dan pemahaman organisasi. Hal ini pun untuk awal mula dalam penanaman ideologis anggota. Jika ideologis anggota sudah tertanam dan terbentuk, maka seorang hasil didikan dari kaderisasi akan dengan perlahan menikmati segala proses dan dinamika dalam organisasi itu sendiri.

Akan tetapi siapa yang akan melakukan pengawalan dan follow up penuh dalam hal ini? Mari kita kupas dan ulas

Tentu menyadari pentingnya kaderisasi yang berkaitan dengan follow up kader ini pastinya menitikberatkan pada kewajiban dari seluruh pengurus dan dimotori oleh kaderisasi itu sendiri. Kaderisasi harus ada pola tersendiri dan terstruktur dengan sangat rapi agar nantinya proses follow up dan pengawalan dapat dijalankan dengan efektif dan efisien. Terobosan baru dirasa perlu dirancang sedemikian rupa dengan potensi minat bakat dari anggota dan kader itu sendiri. Ini bisa dilaksanakan apabila para elektoral pengurus dapat bekerja maksimal sesuai dengan tupoksinya. Yang perlu diingat dan disuarakan bahwa, SEORANG PENGURUS HARUSNYA MENGURUSI BUKAN MINTA DIURUSI. Seorang pengurus harusnya mempunyai tanggung jawab penuh dalam mengelola segalanya yang berkaitan dengan organisasi. Ingatlah terkait tentang janji dan sumpah suci dengan saksi kitab suci yang dahulu pernah terlontar, apakah itu hanya ucapan semata?  Ataukah itu hanya janji semata? Ingat, sumpahmu itu kepada Tuhan-Mu, tak takutkah akan melanggar sumpah kepada-Nya? Astaghfirullah,, mari kita bermuhasabah dan memperbaiki diri dengan kembali lagi mengurusi organisasi basis pengkaderan ini sebaik-baiknya dengan mengharap ridho dari-Nya.

Ingatlah kata "keluarga" dalam kalimat Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU). Ibarat keluarga, kita harus saling percaya dan menjaga antar sesama. Ibarat tubuh, jika satu merasa sakit, akan terasalah seluruhnya. 

Mari bangun dan rubah pola pikir serta rapatkan barisan untuk membesarkan keluarga besar yang sangat kita banggakan ini dengan rasa saling percaya dan menyayangi sesama. Hilangkan ego sesaat dan perkataan yang tak seharusnya terlontar, jika hal demikian dapat direalisasikan, yakin dan percaya, keluarga ini akan tetap ada dan semakin  digdaya karena pola pikir dan pola kaderisasi yang sudah terbangun dengan prinsip saling menyayangi.

Oleh Hafidz Fatur Rahman

Monday, November 13, 2023

Output AYC Batch 2 KMNU Unila

 Output AYC Batch 2 KMNU Unila

Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU) Universitas Lampung telah sukses melaksanakan pengkaderan tingkat 1 yakni Aswaja Youth Champ (AYC) batch 2 di Kompleks Masjid Al-Wasi'i Universitas Lampung pada Jum'at - Ahad (27-29/10/2023)

Tema yang diangkat pada kegiatan ini adalah "Membentuk Generasi Setia Organisasi yang Berjiwa CINTA (Cerdas, Ilmiah, Nasionalis, Tangguh, dan Agamis) yang Berlandaskan Ahlusunnah Wal Jama’ah".

Tentu tema tersebut diharapkan akan dapat menjadi output daripada pelaksanaan pengkaderan ini.

Dalam tema tersebut terdapat beberapa point penting yang harus diulas dan dikupas dengan rinci agar peserta dapat memahami dan mengerti setelah mengikuti pengkaderan ini agar terwujud insan mahasiswa santri yang diharapkan.

Salah seorang kader KMNU Universitas Lampung, Hafidz Fatur Rahman memaparkan dan sedikit menafsirkan tentang tema daripada kegiatan tersebut. 

Point-point yang diharapkan untuk menjadi output dalam pengkaderan ini tertuang dalam kalimat CINTA (Cerdas, Ilmiah, Nasionalis, Tangguh, dan Agamis).

Berikut tafsirannya:

Cerdas, maksudnya seorang mahasiswa harus mempunyai kecerdasan, karena seseorang mahasiswa sebagai agent of change harus mempunyai kecakapan, baik itu pola pikir dan kecerdasan intelektual. Mahasiswa harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan intelektual diperlukan untuk memahami ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecerdasan emosional diperlukan untuk mengelola diri dan berinteraksi dengan orang lain.

Ilmiah, tak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa harus bisa berpikir ilmiah dan logis. Karena rasionalisme sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk menempa diri menjadi pribadi yang berintelektual. Mahasiswa harus memiliki sikap dan perilaku ilmiah, yaitu objektif, kritis, dan terbuka. Sikap dan perilaku ilmiah diperlukan untuk memahami dan memecahkan masalah secara tepat.

Nasionalis, mahasiswa harus memiliki rasa cinta tanah air dan bangsa.  Terlebih anggota KMNU harus mempunyai jiwa nasionalisme dan patriotisme untuk berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa.

Tangguh, mahasiswa harus memiliki mental dan fisik yang kuat. Mental dan fisik yang kuat diperlukan untuk menghadapi tantangan dan rintangan dalam kehidupan. Karena nantinya ranah berjuang mahasiswa tentu terjun langsung di masyarakat.

Agamis, mahasiswa harus memiliki iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diperlukan untuk menjalani hidup dengan penuh kedamaian dan ketenangan. Terlebih Nasionalis harus dibarengi dengan Agamis agar selaras dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan nilai-nilai ini diharapkan para peserta akan menjadi mahasiswa sebagai agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.


Oleh Hafidz Fatur Rahman

Thursday, October 26, 2023

KMNU Unila Sukses Gelar Ngobrol Perkara Editing (NGUPING)

 KMNU Unila Sukses Gelar Ngobrol Perkara Editing (NGUPING)

Bandarlampung - Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung sukses menggelar pelatihan edit video dengan tema 𝘕𝘎𝘜𝘗𝘐𝘕𝘎 (Ngobrol Perkara Editing) yang dilaksanakan  di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Lampung pada Sabtu (21/10/2023).

Pelatihan ini merupakan program kerja yang digagas oleh Departemen Informasi dan Komunikasi (Infokom) KMNU Unila 2023 dengan sasaran peserta seluruh Pengurus dan anggota KMNU Unila serta dibuka Untuk Umum. 

Kegiatan pelatihan edit video ini difokuskan dengan  menggunakan aplikasi Capcut dengan menghadirkan selebgram Lampunggeh yang juga sebagai kader alumni KMNU Unila yakni Tiara May Rosita.

Ketua Pelaksana, Qithfirul Aziz dalam sambutannya  mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap jajaran panitia dan pengurus atas kehadiran nya sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan ini tanpa suatu kendala apapun, dan meminta maaf yang sebesar besarnya apabila dalam acara kali ini terdapat banyak kekurangan dari segi tempat, hidangan maupun sambutan. 

"Terimakasih yang setinggi-tingginya untuk jajaran pengurus yang telah mendukung dan memfasilitasi acara ini serta kami memohon ma'af apabila terdapat kekurangan pada acara ini", ungkapnya

Ketua umum KMNU Unila, Hikmal juga menyampaikan harapannya semoga apa yang nanti di sampaikan oleh pemateri bisa diterapkan dalam kehidupan.

"Semoga dengan pelatihan editing ini harapannya sedikit berbeda dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Mudah mudahan apa yang disampaikan pemateri bisa kita terapkan dalam kehidupan kampus maupun pekerjaan nantinya," ujarnya. 

Senada dengan sambutan yang lainnya, Pembina KMNU Unila, Imam Mahmud mengatakan bahwa seorang kader KMNU harus senantias mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan mahasiswa yang biasa saja di luar sana.

"Mahasiswa yang luar biasa yakni mahasiswa yang mampu menimba ilmu dan mampu memanajemen waktu untuk organisasi, oleh karena itu, seorang organisatoris terlebih kader KMNU harus mempunyai kemampuan softskill lebih dari mahasiswa di luar sana," tandasnya.

Beliau pun menambahkan bahwa kader KMNU juga harus sanggup merealisasikan salah satu bait dalam mars KMNU yakni Berkhidmat Untuk Umat, Mengabdi Pada Negeri, Memimpin Peradaban Bangsa.

"Salah satu hal yang paling mendasar untuk mengasah softskill adalah dengan mulai dari hal yang kecil seperti ini, yakni acara editing video ini," tegasnya

Pelatihan ini diikuti oleh segenap peserta dengan penuh semangat dan antusias hingga akhir acara. Dalam pelatihan ini, dihadiri langsung oleh Pembina KMNU Unila, Mas Imam Mahmud, S.Sos., M.Sos., Ketua Umum KMNU Unila, Hikmal, serta para Pengurus dan anggota KMNU Unila.


Oleh : Na'imah Khoiriyah ( Kader Penggerak KMNU)

Sunday, October 22, 2023

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG  #2

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #2

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG  
#part 2

Kata pengkaderan memang sudah biasa terdengar ditelinga kita, yaitu tentang apa dan bagaimana proses yang dijalani seorang anggota untuk diharapkan dapat tercapainya tujuan yang dicita-citakan. Ditambah dengan diharapkan sadar akan tanggung jawab sebagai kader dalam menunjang terbentuknya insan yang réligius, nasionalis, dan berintelektual.

Dalam KMNU ini sendiri terdapat beberapa jenjang pengkaderan mulai dari yang awal hingga berkelanjutan. Pengkaderan ini merupakan pintu masuk menjadi anggota dalam setiap organisasi. Begitupun pada KMNU, jenjang pengkaderan pertama yakni AYC (Aswaja Youth Camp). Pengkaderan tahap ini adalah salah satu gerbang dimana mahasiswa bisa mengenal KMNU dan NU. Pengenalan ini bersifat doktrin dan disini bertujuan agar anggota baru merasa yakin dengan organisasi yang diikutinya. Sistem pengkaderan yang dilakukan dengan pola yang tak terlalu berat bagi mereka yang baru mengenal KMNU, namun pada tahap ini memang lebih penting untuk difokuskan guna memberikan pendidikan karakter kepada anggota untuk bagaimana anggota dapat mempunyai loyalitas dan totalitas dalam berorganisasi.

Pada tahapan ini bukan tak mungkin menjadi tonggak berjalannya proses seorang  kedepanya. Apakah akan mewujudkan seorang kader inti ideologis atau hanya akan membentuk kader kader simpatisan belaka. Penting memang, namun jika dilaksanakan dengan sistem yang keras pun belum tentu bisa mencapai tujuan yang kita harapkan dari proses pengkaderan. Banyak dari kita yang kurang tepat dalam menjalankan pola pengkaderan pada jenjang ini. Oleh karena itu, dibutuhkan pandangan yang luas dalam membentuk sistem pengkaderan agar anggotapun selain mengerti tentang KMNU namun juga lebih penting lagi menjadi pribadi yang mempunyai karakter insan religius, nasionalis, dan berintelektual.

Setelah mengikuti AYC ini, seorang akan bisa dikatakan sebagai anggota tetap KMNU. Setelah jenjang AYC akan lanjut pada jenjang pengkaderan kedua yakni Aswaja Leader Champ (ALC). Jenjang pengkaderan yang bisa dibilang proses penggemblengan mental ideologis anggota. Seorang bisa dikatakan kader apabila mengikuti ALC ini. Kader hasil gemblengan ini yang digadang gadang sebagai pelopor pergerakan disetiap wadah dan tempat yang akan menjadi voulenteer perubahan dalam kampus dan masyarakat luas. Karenanya pengkaderan pada tahap ALC sudah seharusnya tidak lagi menanyakan bagaimana kesiapan seorang kader dalam mengabdi. Namun, perubahan apa yang akan dibawa pada KMNU sebagai organisasi mahasiswa yang mampu menghidupkan, menyebarkan, dan menjaga ajaran serta nilai nilai Aswaja di kampus sebagai ideologi yang dianut.

Pengkaderan di ALC sendiri tak hanya berbicara bagaimana kita berproses dalam organisasi dengan maksimal, namun peran kader disini tak boleh lupa dengan hakikatnya dia sebagai mahasiswa juga kader pelopor dalam organisasi. KMNU yang mempunyai asas kekeluargaan dan Pancasila  sebagai ideologi serta aswaja sebagai manhajul fikr yang dianut. Oleh karena itu, seyogyanya, seorang kader yang sudah mengikuti ALC sudah mampu membangun paradigma berpikir bahwa kita harus mampu membuat perubahan dalam masyarakat dan menebarkan aswaja an-nahdliyah kepada berbagai kalangan dan elemen masyarakat dengan berbagai strategi yang efektif.

Tentunya tak sampai disini saja pengkaderan dalam KMNU, masih ada proses pengkaderan formal sebagai penunjang proses pengkaderan. Nasional Leader Champ atau NLC merupakan bentuk proses pemantapan ideologis yang harus mempunyai sayap lebih lebar. Dalam artian kader KMNU seyogyanya tidak hanya mengamati segala problem yang ada, namun mampu menginisiasi segala bentuk gerakan untuk mendigdayakan amaliyah aswaja an-nahdliyah dalam membangun sistem demi terwujudnya kesehjateraan masyarakat sekitar khususnya.

Bersambung ...

Oleh Hafidz Fatur Rahman

Tuesday, October 10, 2023

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #1

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #1

 RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG

#part 1

Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama'  yang biasa disingkat menjadi KMNU. Organisasi ini merupakan organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berbasis pengkaderan. Tujuan lain adalah untuk mempersiapkan kader yang siap kedepan guna melanjutkan estafet-estafet kepemimpinan di NU pada khususnya. KMNU ini  tumbuh dari mahasiswa yang berlatar belakang nahdliyin, ya karena memang organisasi ini mempunyai background NU secara arah gerak dan pemikiran. Organisasi yang lahir dari jerih payah para kader-kader penggerak NU terkhusus di lingkup Universitas Lampung ini memang dulunya tak mudah dalam meniti karir sebagai wadah bagi para mahasiswa NU yang ingin mengembangkan diri khususnya dalam pengembangan ilmu keagamaan. Berawal dari keresahan kader-kader NU Universitas Lampung yang merasa bahwa para mahasiswa NU butuh sekolah  keagamaan yang berideologis NU secara kultural sebagai wadah dan tempat menimba ilmu kepesantrenan. Menelisik keresahan tersebut, kemudian lahirlah KMNU sebagai langkah baru dalam gerakan kemahasiswaan yang mempunyai independensi tersendiri.

Dibeberapa kampus mungkin bisa dikatakan bahwa KMNU sudah menjadi organisasi masa kini, dan bisa dikatakan sebagai promotor dan ujung tombak dalam melestarikan dan menjaga amaliyah Aswaja di dalam internal kampus. Mahasiswa Nahdliyin yang notabene adalah satu-satunya basis masa mahasiswa yang diharapkan dapat menjadi tumpuan dalam pola kaderisasi dan mampu menjadi penggerak dalam pemberdayaan tapi nyatanya belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Menurut yang saya lihat, bahwa KMNU ini masih kesulitan dalam mengepakkan sayap-sayap pergerakan walaupun secara kuantitas banyak sekali mahasiswa berlatarbelakang NU yang berada di kampus. Mereka lebih menyukai akan organisasi keagamaan yang tidak ada embel-embelnya, seperti contoh saja Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang menurut mereka lebih menarik dan banyak menjamur serta berkembang karena kekuatannya menjadi organisasi internal kampus. Kebanyakan dari mereka tak ingin memperlihatkan ke-NU-annya karena dirasa NU ini merupakan organisasi tradisionalis sehingga seakan malu menonjolkan ke-NU-annya. 

Lalu apakah mempunyai basis NU saja sudah cukup?. Tentu tidak, jangan lupakan aspek pengkaderan dalam organisasi. Pola-pola kaderisasi dan pengembangan yang ada harusnya mampu menggiring doktrin dan meyakini bahwa menjadi mahasiswa NU adalah jalan yang tepat dan benar.

Proses kaderisasi sendiri merupakan suatu hal yang perlu diulas dan dipetik lebih dalam. Mulai dari bagaimana pola yang ada dan dijalankan, efektivitas pengkaderan, dan juga bagaimana memberikan sistem pengkaderan yang sesuai dengan kebutuhan. Karena seiringnya perkembangan zaman, tentunya karakter tiap kader pergenerasi berbeda. Lalu bagaimana proses pengkaderan yang seharusnya diberikan? apakah juga sistem dan bagaimana seharusnya pola pengkaderan yang mampu diterima oleh anggota agar tercipta kader kader KMNU sebagai insan réligius, nasionalis, dan berintelektual? .

Sedikit pandangan saya tentang pola pengkaderan yang menjadi ujung tombak dalam membentuk pribadi yang seperti diharapkan. Harapannya ini bisa menjadi gambaran dan bahan perbincangan diwaktu yang akan datang.


Bersambung ...

Oleh Hafidz Fatur Rahman

tasawuf

Puisi

Humor