KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Berita KMNU

Info NU

Aswaja

Kegiatan Organisasi

Kairo (Kalam Indah Romadhon)

Thursday, January 23, 2025

URGENSI PENGEMBANGAN FUNGSI NILAI DASAR PERGERAKAN SEBAGAI TRANSFORMASI KADERISASI BAGIAN 2


Kesulitan utama dalam pengimplementasian NDP adalah menjaga konsistensi penerapan nilai-nilai disetiap personal. Tantangan ini muncul karena adanya perbedaan pemahaman dan interpretasi mengenai NDP diantara anggota serta perbedaan cara penerapannya. Upaya untuk menjaga nilai dan konsistensi dalam penerapan NDP diperlukan pemahaman yang seragam tentang prinsip dasar NDP. Tantangan ini seringkali muncul memerlukan penyesuaian strategi dan taktik dalam melakukan sebuah pendekatan yang efektif untuk melaksanakan program-program dan aktivitas organisasi. Fungsi dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah sebagai pewaris moral dan ideal.

NDP sebagai kerangka refleksi, kerangka aksi, dan kerangka ideologi, yakni sebagai berikut:
1. NDP sebagai kerangka refleksi (Landasan Berpikir)
KMNU telah menggunakan ahlussunnah wal jama'ah sebagai manhajul fikr (pendekatan berpikir) untuk memahami, menghayati, merenungkan, serta mengamalkan ajaran Islam yang telah menjadi pegangan serta para kader NU tentunya paham berkenaan dengan arti kemerdekaan (al-hurriyah), persamaan (al-muwasah), keadilan (al-adalah), toleransi (tasamuh), serta nilai perdamaian (al-shuhl). Dalam konteks KMNU Unila, anggota terdiri dari berbagai kemajemukan etnis, budaya, serta latarbelakang berbeda. Hal inilah yang harus dijaga dan dikembangkan agar nantinya bisa menjadi kekuatan besar yang berpotensi penting dalam tujuan pengembangan KMNU. Dalam refleksi tersebut kader maupun anggota KMNU Unila senantiasa bisa menginternalisasikan dalam proses kaderisasi KMNU Unila. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut menjadikan kader hasil didikan KMNU akan senantiasa siap menghadapi perubahan sosial baik di internal ataupun di eksternal organisasi.

2. NDP sebagai kerangka aksi (Landasan berpijak)
NDP berfungsi sebagai pijakan bagi setiap langkah dan tindakan organisasi, memastikan bahwa segala aktivitas sangat dilakukan selaras dengan nilai-nilai luhur yang dianut. Layaknya sebuah Kompas yang selalu menunjuk arah utara, MDP menjadi penunjuk arah moral dan intelektual juga berfungsi sebagai peta jalan yang jelas. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa aktivitas kaderisasi yang selama ini dilaksanakan oleh KMNU terdapat tiga jenis pengkaderan, yakni kaderisasi formal, informal, dan nonformal. NBP ini paling tidak telah memberikan gambaran bagi setiap kader KMNU untuk bersama memberikan inovasi dan formulasi baru di setiap kegiatan pengkaderan KMNU yang menjadikan pedoman dasar dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan sosial yang terjadi selama ini. Perubahan atau kemajuan yang terjadi harus pula diimbangi dengan ilmu pengetahuan serta keterampilan baik itu soft skill dan hard skill yang dimiliki oleh kader KMNU. Karena inilah yang akan mendorong transformasi organisasi.

3. NDP sebagai kerangka ideologis (Landasan Motivasi)
NDP juga berfungsi sebagai landasan motivasi, yang artinya bahwa ini juga menjadi pedoman bagi anggota dan kader untuk senantiasa berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kerangka ideologis ini dapat menjadi rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap pelaksanaan kaderisasi. Kerangka ini juga mengingatkan pada landasan berpikir dan bergerak dalam mengawal perubahan sosial yang berpihak pada kepentingan umat. Proses kaderisasi di KMNU bukan hanya sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih pada transfer nilai dan norma. Melalui kaderisasi ini, nilai-nilai NDP di internalisasi dalam diri kader sehingga mereka tidak hanya memahami secara kognitif tetapi juga menghayati dan mengamalkan. Oleh karenanya, pada dasarnya proses kaderisasi KMNU merupakan pendidikan yang bermuara kepada proses ideologisasi dan transformasi nilai terhadap kader maupun anggota sebagai regenerasi yang haus akan ilmu pengetahuan. Sehingga dengan kematangan ideologi Sasi anggota dan kader bisa mempunyai konstruksi berpikir kritis dan transformatif. Ideologisasi yang matang mampu melahirkan kader yang memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu menganalisa situasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, serta menawarkan solusi yang inovatif. Selain itu, hasil didikannya juga akan mempunyai smart transformatif, yakni keinginan untuk mengubah kondisi yang ada menjadi lebih baik.

Implementasi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) memang berperan saat krusial bagi KMNU dimasa kini. Dunia terus bergerak cepat, begitu pula dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Formulasi kaderisasi yang statis tidak akan mampu menjawab dinamika zaman. Bahkan teknologi informasi pun telah mengubah cara berkomunikasi, belajar, dan berorganisasi. Mungkin perlu kiranya dalam agenda kaderisasi KMNU perlu memanfaatkan teknologi untuk mencapai jangkauan yang lebih luas dan metode yang lebih efektif. Saat ini pun minat dan aspirasi generasi muda berbeda dengan generasi sebelumnya. Maka inilah yang sebenarnya menjadi tugas berat bagi semuanya. Setiap organisasi sudah pasti mempunyai nilai dasar dalam bergerak, akan tetapi tak sedikit pula yang melupakan nilai-nilai tersebut. Melalui tulisan ini, dengan latar belakang yang sangat kompleks, NDP harus terus dikaji ulang dan tidak boleh dilupakan. NDP harus disesuaikan pula dengan konteks zaman yang selalu berubah. Proses internalisasi Nilai Dasar Pergerakan harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melibatkan berbagai metode seperti diskusi, studi kasus, dan kegiatan praktik. Dengan menggabungkan nilai-nilai dasar dengan metode yang inovatif, KMNU kedepan akan dapat melahirkan kader-kader yang berkualitas dan mampu menjadi agen perubahan sejati serta bermanfaat untuk masyarakat.


(Hafidz Fatur Rahman)

URGENSI PENGEMBANGAN FUNGSI NILAI DASAR PERGERAKAN SEBAGAI TRANSFORMASI KADERISASI

 


Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama atau yang akrab dikenal dengan nama KMNU adalah organisasi kemahasiswaan yang tumbuh dan hidup dari akar rumput. KMNU merupakan wadah konsolidasi, koordinasi, dan komunikasi bagi para kader NU di kampus dalam menyatukan persepsi dan visi dalam rangka penyebaran dan menjaga amaliyah ahlussunnah wal jama'ah agar tetap lestari. KMNU lahir melalui sebuah proses yang panjang serta dipenuhi dengan dinamika dan dialektika, yang hingga hari ini masih tetap eksis dan kokoh sebagai organisasi kemahasiswaan yang mempunyai peran strategis dalam menyiapkan dan mengembangkan pemimpin masa depan. 

Sebagai suatu ikhtiar KMNU dalam menyiapkan pemimpin masa depan adalah dengan proses kaderisasi, yang mana kaderisasi merupakan modal utama untuk menyiapkan pemimpin yang tangguh, professional, militan, dan integritas.

Dengan begitu, KMNU akan terus melakukan proses kaderisasi secara kontinyu dan konsisten. Mengapa bisa demikian? Karena tanpa proses kaderisasi yang baik dalam sebuah organisasi tidak akan bisa menjalankan tugas-tugas keorganisasian dengan efektif dan efisien.

KMNU Unila adalah organisasi ekstra kampus yang saat ini sudah menginjak usia 14 tahun. Usia ini terbilang masih cukup muda bila dibandingkan dengan organisasi ekstra kampus lainnya, seperti yang kita kenal PMII, HMI, GMNI, dan GMKI. Sebagai organisasi yang bernafas Islam ahlussunnah wal jama'ah, dan membawa nilai-nilai kebangsaan, telah menjadi komitmen KMNU yang sampai detik ini masih tertanam di dalam relung hati, fikiran, dan jiwa kader KMNU.

Berbicara mengenai KMNU Unila, tentu dalam proses pendiriannya melewati jalan terjal yang sangat curam, momen perjuangan dalam merekrut anggota baru serta strategi pengembangan KMNU tentu sangat sulit pada masa awal pendiriannya. Oleh karenanya sebagai konsensus era KMNU Masa kini diperlukan sebuah formulasi baru dalam rangka tatanan kaderisasi. Dalam hal ini KMNU sendiri terdapat sebuah konsep Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang perlu penguatan fungsinya sebagai suatu proses transformasi kaderisasi, sehingga NDP bisa menjadi landasan moral yang ideal dalam menjalankan misi organisasi. 

Selain sebagai landasan moral, NDP juga memegang peranan fundamental dalam membentuk karakter dan arah gerak organisasi, sehingga dapat dengan mudah menghadapi tantangan dan perubahan sosial yang terjadi dengan cepat. Implementasi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) melekat dengan tantangan yang mempengaruhi efektivitas penerapan nilai dalam aktivitas organisasi. Tantangan tersebut meliputi konsistensi dan adaptasi terhadap perubahan sosial yang semakin hari semakin pesat. 

Secara teologis, titik berangkat Islam adalah Minallah (dari Allah SWT), dan titik tujuan Islam adalah Ilaallah (menuju Allah SWT). Dalam proses perjalanannya adalah Fillah atau Billah (bersama Allah SWT). 

Dalam kerangka konseptual, titik berangkat KMNU adalah Tauhid dalam rangka li i'lai kalimatillah, dan titik tujuan KMNU adalah mengembangkan potensi anggota KMNU sebagai insan yang ilmiah, edukatif dan religius, serta meningkatkan kualitas dan keilmuan anggota KMNU Unila, yang dalam perjalanannya adalah koherensi pola hubungan secara integral dan holistik dengan Allah SWT (Hablumminallah), dengan sesama manusia (Hablumminannas), dan dengan Alam (Hablumminal alam). 

Rumusan tersebut sejauh ini dirasa belum operasional terjalankan dengan maksimal, hal ini karena masih terfragmentasi dalam banyak manuskrip yang menjadi warisan para pendahulu dan relatif tidak mudah diakses, mengingat literatur yang berbahasa Arab.
Pertanyaan-pertanyaan dasar cukup menggambarkan hal tersebut, diantaranya : 
1. Kalaulah Tauhid menjadi Kebenaran Mutlak, Konstruksi Keyakinan dan titik berangkat Organisasi, lantas rumusan Tauhid seperti apa yang berlaku dan menjadi pegangan bagi kader NU di kampus
2. Kalaulah proses perjalanan KMNU adalah koherensi pola hubungan secara integral dan holistik dengan Allah, Manusia dan Alam, maka bagaimana kerangka operasionalnya yang dapat memandu setiap langkah kader NU? Bagaimana jalan dan metode perubahan sosial yang harus tempuh untuk mencapai tujuan yang diidealkan? 
Maka pertanyaan semacam ini akan muncul dan membuat resah bagi pemikirnya. Titik ini, Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sudah saatnya untuk dikembangkan.

Kesulitan utama dalam pengimplementasian NDP adalah menjaga konsistensi penerapan nilai-nilai disetiap tingkatan. Tantangan ini muncul karena adanya perbedaan pemahaman dan interpretasi mengenai NDP di antara anggota serta perbedaan cara penerapannya. Upaya untuk menjaga nilai dan konsistensi dalam penerapan NDP diperlukan pemahaman yang seragam tentang prinsip dasar NDP. Tantangan ini seringkali muncul memerlukan penyesuaian strategi dan taktik dalam melakukan sebuah pendekatan yang efektif untuk melaksanakan program-program dan aktivitas organisasi. Fungsi dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah sebagai pewaris moral dan ideal.


(Hafidz Fatur Rahman)

Sunday, October 20, 2024

Aku dan KMNU: Lebih dari Sebuah Arti Khidmat


Waktu demi waktu cepat berlalu 

Hari demi hari seakan tidak sadar telah berganti 

Bulanpun begitu, seakan pergi meninggalkan malam tanpa berpamitan 

Tak sadar pula waktu berhembus begitu cepat


Semua asa tak pernah berhenti berdetak

Mengikuti arus dan berjalan menyusuri nadi

Kesempatan untuk mengenal lebih dalam seolah terhalang oleh waktu


Hamba mencintai arti sebuah kekeluargaan ini, mencintai organisasi yang sangat akrab untuk diajak berkomunikasi 

Organisasi yang lahir dari sebuah impian dan cita-cita besar

Cita-cita pendahulu yang rindu akan suasana syahdu, gambaran pesantren akhirnya diwujudkan dengan sebuah nama yang kukenal saat ini dengan sebutan "KMNU"


Dengan semangat kesantrian yang gigih dan tak pernah padam

Bersahabat tanpa sekat

Berproses tanpa protes

Bergerak tanpa pamrih

Mengabdi dengan setulus hati

Berjuang istiqomah pada jalan yang hakiki


Sehelai benang pun tak ada gunanya

jika tidak ada tanggung jawab yang besar

Untuk menjaga benang itu agar tidak lapuk

Bahwa kualitas jauh lebih penting

Daripada sehelai benang yang tebal namun lapuk 


Aku tidak pernah menyadari

Tapi selalu meyakini

Meyakini setiap detikku bergerak di dunia perkhidmatan 

Tapi tak sesekali timbul rasa bosan

Bahkan tak pernah bosan untuk khidmat lebih dalam 


Ahh cukupp, sudahlah

Setiap kata tak bisa ku ungkap

Untuk menggambarkan arti rasa bangga mengenal sebuah istilah keluarga

Bahkan bukan dari rahim yang sama, tapi rasanya inilah keluarga yang sesungguhnya menemani setiap langkah dalam setiap perkhidmatan 


Terimakasih KMNU 

Kau mengajariku arti untuk terus berjalan

Bukan jalan yang membawa manusia sampai tujuan, tapi sepasang kaki yang kuat

Kuat untuk selalu Istiqomah berkhidmat 

Perjalanan ini juga selalu memberikan pengajaran 

Mengajarkan arti, makna, dan dinamika kehidupan 

Kau juga mengajariku untuk terus bergerak

Di hutan belantara penuh rintangan


Di bawah pohon rindang, dan lampu yang menyinari 

Kisah perjuangan ini akan sulit ditemui kembali

Tapi diingat, kisah ini akan aku rangkai kembali menjadi motif rangkaian indah yang senantiasa mewarnai


Terimakasih telah melahirkanku, KMNU



(Hafidz Fatur Rahman)

KMNU : Kawah Candradimuka Untuk Masa Depan Nahdlatul Ulama


Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama atau biasa dikenal oleh khalayak ramai dengan sebutan KMNU tentunya sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut. KMNU adalah wadah bagi para mahasiswa NU di Perguruan Tinggi baik negeri atau swasta sebagai tempat untuk lebih mengembangkan amaliyah dan faham keagamaan berdasarkan Ahlu Sunnah wal jama'ah. KMNU ini bisa dikatakan sebagai pesantren kecilnya bagi para mahasiswa NU di universitas untuk belajar tentang nilai-nilai keislaman yang sudah menjadi tradisi dilingkungan Nahdlatul Ulama.


Harapannya para mahasiswa yang menempa diri dan berproses di KMNU nantinya bisa menjadi penerus kepemimpinan NU di masa depan. Sebagaimana organisasi kaderisasi, pengembangan kualitas sumber daya yang unggul adalah prioritas KMNU. Selain itu, peningkatan kualitas kader akan berdampak positif pada organisasi. Kader yang mempunyai kualitas terbaik akan kembali dan membangun organisasi sesuai dengan bidang keilmuan dan profesional mereka. Hal ini yang kemudian akan meningkatkan value dan bergain bagi organisasi. Tak sedikit daripada kader-kader KMNU mengisi ruang strategis karena kualitasnya yang secara kompetensi mempunyai daya saing. Ruang strategis tersebut sudah menjadi bukti bagi para kader KMNU untuk mengembangkan ilmunya, menunjukkan kemampuan kepemimpinannya serta menjadi wadah dalam berkhidmat lebih luas dan berdampak lagi.


Kader-kader KMNU hingga detik ini sudah berhasil mencatatkan penilaian yang baik dan hingga saat ini kemampuannya sudah teruji dalam berkhidmat di NU, baik pada tataran badan Otonom ataupun lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Hal ini semakin menegaskan bahwa KMNU sebagai kawah candradimuka mahasiswa Nahdlatul Ulama akan senantiasa berperan aktif dan turut ambil bagian dalam arus perkhidmatan. Sebagai bukti, kader-kader KMNU saat ini mampu menjadi promotor dan mampu bersaing secara kapasitas, kapabilitas, kompetensi, dan intelektualitas. Saat ini tercatat sudah banyak kader KMNU menempati posisi strategis baik di tataran badan otonom, lembaga, atau bahkan pada struktural lain di Nahdlatul Ulama. Sebut saja ada Hafidz Fatur Rahman (Ketua Umum KMNU 2024) yang juga turut berkhidmat di kepengurusan lembaga Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Lampung sebagai Wakil Sekretaris periode 2023 - 2028. Tito Gustowo (KMNU 2015) yang juga alumnus pondok pesantren Da'arussa'adah KH. Asyikin juga menempati struktural di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Lampung sebagai Wakil Sekretaris periode 2023 - 2028.


Nama lain yang juga wajib dibanggakan khususnya kader KMNU yang menempati jajaran strategis di Kepengurusan IPNU dan IPPNU. Beberapa diantaranya antara lain:

1. Rina Yulinar (KMNU 2021) yang sebagai Ketua PC IPPNU Tulang Bawang

2. Gustira Febri Sazita (KMNU 2021) yang juga sebagai Ketua PC IPPNU Pesisir Barat 

3. Annisa (KMNU 2020) sebagai Ketua PC IPPNU Tanggamus 

4. Nila Amalia Sari (KMNU 2020) juga sebagai Ketua PC IPPNU Pringsewu.

Terbaru, alumni KMNU Unila 2014, Nuri Resti Chayyani juga dilantik menjadi Pengurus Pusat Arus Informasi Santri Nusantara (AISNU) periode 2023 - 2028.


Dengan data tersebut, secara fakta dan realita, KMNU benar-benar menunjukkan eksistensinya sebagai wadah pengkaderan yang relevan bagi mahasiswa NU, untuk tempat belajar dan menempa diri sehingga bisa menjadi kader yang berkualitas dan siap mengabdi untuk organisasi. 


Prinsip daripada organisasi kader adalah menyiapkan generasi yang difokuskan untuk masa depan NU, dan mendoktrinisasi embrio pejuang NU sehingga kelak suatu saat dibutuhkan oleh jam'iyyah NU senantiasa siap lahir batin menerima panggilan khidmat untuk berjuang bersama membesarkan rumah besar Nahdlatul Ulama


(Hafidz)

Monday, September 16, 2024

Memaknai Maulid Nabi sebagai Inspirasi Menata dan Menatap Masa Depan

 

Segenap pengurus mushola Nurul Iman Kampung Rama Dewa 5, Kecamatan Seputih Raman menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. tahun 1446 H yang dihadiri oleh KH. M. Muslih, M.H. di pelataran mushola Nurul Iman, Kampung Rama Dewa 5, Kamis (12/09/2024) siang.

Dengan mengusung tema Meneladani Akhlak Rasulullah Saw. dalam Kehidupan Sehari-hari, acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. sukses menggugah antusiasme dan partisipasi  warga kampung Rama Dewa 5. Di mana di Kampung ini tercatat hanya memiliki sekitar 50 KK yang beragama islam.

Karena sholawat merupakan bukti cinta kita kepada baginda Nabi Muhammad Saw. maka, acara ini diawali dengan lantunan sholawat grub hadrah Joko Tingkir dari Pondok Pesantren Daarul Falaah al-Kiswaniy, asuhan KH. Ach. Qomaruddin AR. 

Maulid nabi adalah momentum kita meneladani sosok kanjeng Nabi saw. Nabi bukan sosok teladan untuk ibadah saja. Namun, Nabi juga sosok yang menjadi teladan, bahwa hidup di dunia ini juga harus sukses.

KH. M. Muslih, S.H.I., M.H. dalam mauidzoh hasanahnya menyampaikan beberapa hal.

“Dalam pengajian maulid, biasanya hanya dibidik dari segi nabi sebagai ahli ibadah, berakhlak mulia, serta dermawan. Namun, sangat jarang orang membahas bahwa Nabi saw. juga merupakan pengusaha kaya raya, pelaku eksportir dan importir, bahkan diumur beliau yang terbilang masih muda.”

Beliau pun menceritakan sejarah kelahiran Nabi saw. Dimulai dari masa kejayaan Yaman sampai ketika Nabi saw. kecil berdagang. Dari kisah tersebut dapat dipetik sebuah makna bahwa jika kita ingin kaya dan sukses, maka keluarlah dari rumah. Dalam arti, usaha ataupun kerja. Seperti pepatah sopo seng gelem ubet, moko bakal ngliwet. Lak pengen ngliwet, kudu gelem ubet.

Dalam QS. Al Quraisy ayat 2,

اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ

Artinya : (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan)

“Serta Rihlah atau perjalanan itu melewati 2 masa, yaitu musim dingin dan musim panas. Hal ini dimaknai bahwa, sebuah rintangan itu sudah pasti nyata adanya. Untuk mencapa kata sukses, kita harus berani menghadapi segala rintangan yang ada.” Lanjut beliau.

Kadang kita bertanya, untuk apa kita perlu sukses dan kaya raya. Karena untuk menjadi orang pintar dan ‘alim, kita tidak membutuhkan harta yang banyak dan kaya raya. Tapi untuk bisa menolong orang lain, kita tidak boleh dalam keadaan miskin.

Acara ini juga dihadiri para warga muslim setempat, para tokoh kampung, grub hadrah Joko Tingkir dari Pondok Pesantren Daarul Falaah al-Kiswaniy, serta Keluarga Besar Nahdlatul ‘Ulama (KBNU) seperti Muslimat, Fatayat, Lazis-NU, dll.

Acara perdana maulid ini sukses menyita perhatian dan antusiasme para warga. Dibuktikan dengan ramainya jama’ah yang datang dan sorakan antusias ketika mauidzoh hasanah berlangsung.

Bagi meraka yang memiliki keinginan, maka ada seribu satu cara akan ia lakukan. Namun bagi mereka yang tidak memiliki keinginan, maka ada seribu satu cara mereka untuk beralasan.

(Nabila Huznul Fadilah)

tasawuf

Puisi

Humor