Memaknai Maulid Nabi sebagai Inspirasi Menata dan Menatap Masa Depan
Segenap pengurus mushola Nurul Iman Kampung Rama Dewa 5, Kecamatan Seputih Raman menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. tahun 1446 H yang dihadiri oleh KH. M. Muslih, M.H. di pelataran mushola Nurul Iman, Kampung Rama Dewa 5, Kamis (12/09/2024) siang.
Dengan mengusung tema Meneladani Akhlak Rasulullah Saw. dalam Kehidupan Sehari-hari, acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. sukses menggugah antusiasme dan partisipasi warga kampung Rama Dewa 5. Di mana di Kampung ini tercatat hanya memiliki sekitar 50 KK yang beragama islam.
Karena sholawat merupakan bukti cinta kita kepada baginda Nabi Muhammad Saw. maka, acara ini diawali dengan lantunan sholawat grub hadrah Joko Tingkir dari Pondok Pesantren Daarul Falaah al-Kiswaniy, asuhan KH. Ach. Qomaruddin AR.
Maulid nabi adalah momentum kita meneladani sosok kanjeng Nabi saw. Nabi bukan sosok teladan untuk ibadah saja. Namun, Nabi juga sosok yang menjadi teladan, bahwa hidup di dunia ini juga harus sukses.
KH. M. Muslih, S.H.I., M.H. dalam mauidzoh hasanahnya menyampaikan beberapa hal.
“Dalam pengajian maulid, biasanya hanya dibidik dari segi nabi sebagai ahli ibadah, berakhlak mulia, serta dermawan. Namun, sangat jarang orang membahas bahwa Nabi saw. juga merupakan pengusaha kaya raya, pelaku eksportir dan importir, bahkan diumur beliau yang terbilang masih muda.”
Beliau pun menceritakan sejarah kelahiran Nabi saw. Dimulai dari masa kejayaan Yaman sampai ketika Nabi saw. kecil berdagang. Dari kisah tersebut dapat dipetik sebuah makna bahwa jika kita ingin kaya dan sukses, maka keluarlah dari rumah. Dalam arti, usaha ataupun kerja. Seperti pepatah sopo seng gelem ubet, moko bakal ngliwet. Lak pengen ngliwet, kudu gelem ubet.
Dalam QS. Al Quraisy ayat 2,
اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ
Artinya : (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak keuntungan)
“Serta Rihlah atau perjalanan itu melewati 2 masa, yaitu musim dingin dan musim panas. Hal ini dimaknai bahwa, sebuah rintangan itu sudah pasti nyata adanya. Untuk mencapa kata sukses, kita harus berani menghadapi segala rintangan yang ada.” Lanjut beliau.
Kadang kita bertanya, untuk apa kita perlu sukses dan kaya raya. Karena untuk menjadi orang pintar dan ‘alim, kita tidak membutuhkan harta yang banyak dan kaya raya. Tapi untuk bisa menolong orang lain, kita tidak boleh dalam keadaan miskin.
Acara ini juga dihadiri para warga muslim setempat, para tokoh kampung, grub hadrah Joko Tingkir dari Pondok Pesantren Daarul Falaah al-Kiswaniy, serta Keluarga Besar Nahdlatul ‘Ulama (KBNU) seperti Muslimat, Fatayat, Lazis-NU, dll.
Acara perdana maulid ini sukses menyita perhatian dan antusiasme para warga. Dibuktikan dengan ramainya jama’ah yang datang dan sorakan antusias ketika mauidzoh hasanah berlangsung.
Bagi meraka yang memiliki keinginan, maka ada seribu satu cara akan ia lakukan. Namun bagi mereka yang tidak memiliki keinginan, maka ada seribu satu cara mereka untuk beralasan.
(Nabila Huznul Fadilah)