Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama atau yang akrab dikenal dengan nama KMNU adalah organisasi kemahasiswaan yang tumbuh dan hidup dari akar rumput. KMNU merupakan wadah konsolidasi, koordinasi, dan komunikasi bagi para kader NU di kampus dalam menyatukan persepsi dan visi dalam rangka penyebaran dan menjaga amaliyah ahlussunnah wal jama'ah agar tetap lestari. KMNU lahir melalui sebuah proses yang panjang serta dipenuhi dengan dinamika dan dialektika, yang hingga hari ini masih tetap eksis dan kokoh sebagai organisasi kemahasiswaan yang mempunyai peran strategis dalam menyiapkan dan mengembangkan pemimpin masa depan.
Sebagai suatu ikhtiar KMNU dalam menyiapkan pemimpin masa depan adalah dengan proses kaderisasi, yang mana kaderisasi merupakan modal utama untuk menyiapkan pemimpin yang tangguh, professional, militan, dan integritas.
Dengan begitu, KMNU akan terus melakukan proses kaderisasi secara kontinyu dan konsisten. Mengapa bisa demikian? Karena tanpa proses kaderisasi yang baik dalam sebuah organisasi tidak akan bisa menjalankan tugas-tugas keorganisasian dengan efektif dan efisien.
KMNU Unila adalah organisasi ekstra kampus yang saat ini sudah menginjak usia 14 tahun. Usia ini terbilang masih cukup muda bila dibandingkan dengan organisasi ekstra kampus lainnya, seperti yang kita kenal PMII, HMI, GMNI, dan GMKI. Sebagai organisasi yang bernafas Islam ahlussunnah wal jama'ah, dan membawa nilai-nilai kebangsaan, telah menjadi komitmen KMNU yang sampai detik ini masih tertanam di dalam relung hati, fikiran, dan jiwa kader KMNU.
Berbicara mengenai KMNU Unila, tentu dalam proses pendiriannya melewati jalan terjal yang sangat curam, momen perjuangan dalam merekrut anggota baru serta strategi pengembangan KMNU tentu sangat sulit pada masa awal pendiriannya. Oleh karenanya sebagai konsensus era KMNU Masa kini diperlukan sebuah formulasi baru dalam rangka tatanan kaderisasi. Dalam hal ini KMNU sendiri terdapat sebuah konsep Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang perlu penguatan fungsinya sebagai suatu proses transformasi kaderisasi, sehingga NDP bisa menjadi landasan moral yang ideal dalam menjalankan misi organisasi.
Selain sebagai landasan moral, NDP juga memegang peranan fundamental dalam membentuk karakter dan arah gerak organisasi, sehingga dapat dengan mudah menghadapi tantangan dan perubahan sosial yang terjadi dengan cepat. Implementasi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) melekat dengan tantangan yang mempengaruhi efektivitas penerapan nilai dalam aktivitas organisasi. Tantangan tersebut meliputi konsistensi dan adaptasi terhadap perubahan sosial yang semakin hari semakin pesat.
Secara teologis, titik berangkat Islam adalah Minallah (dari Allah SWT), dan titik tujuan Islam adalah Ilaallah (menuju Allah SWT). Dalam proses perjalanannya adalah Fillah atau Billah (bersama Allah SWT).
Dalam kerangka konseptual, titik berangkat KMNU adalah Tauhid dalam rangka li i'lai kalimatillah, dan titik tujuan KMNU adalah mengembangkan potensi anggota KMNU sebagai insan yang ilmiah, edukatif dan religius, serta meningkatkan kualitas dan keilmuan anggota KMNU Unila, yang dalam perjalanannya adalah koherensi pola hubungan secara integral dan holistik dengan Allah SWT (Hablumminallah), dengan sesama manusia (Hablumminannas), dan dengan Alam (Hablumminal alam).
Rumusan tersebut sejauh ini dirasa belum operasional terjalankan dengan maksimal, hal ini karena masih terfragmentasi dalam banyak manuskrip yang menjadi warisan para pendahulu dan relatif tidak mudah diakses, mengingat literatur yang berbahasa Arab.
Pertanyaan-pertanyaan dasar cukup menggambarkan hal tersebut, diantaranya :
1. Kalaulah Tauhid menjadi Kebenaran Mutlak, Konstruksi Keyakinan dan titik berangkat Organisasi, lantas rumusan Tauhid seperti apa yang berlaku dan menjadi pegangan bagi kader NU di kampus
2. Kalaulah proses perjalanan KMNU adalah koherensi pola hubungan secara integral dan holistik dengan Allah, Manusia dan Alam, maka bagaimana kerangka operasionalnya yang dapat memandu setiap langkah kader NU? Bagaimana jalan dan metode perubahan sosial yang harus tempuh untuk mencapai tujuan yang diidealkan?
Maka pertanyaan semacam ini akan muncul dan membuat resah bagi pemikirnya. Titik ini, Nilai Dasar Pergerakan (NDP) sudah saatnya untuk dikembangkan.
Kesulitan utama dalam pengimplementasian NDP adalah menjaga konsistensi penerapan nilai-nilai disetiap tingkatan. Tantangan ini muncul karena adanya perbedaan pemahaman dan interpretasi mengenai NDP di antara anggota serta perbedaan cara penerapannya. Upaya untuk menjaga nilai dan konsistensi dalam penerapan NDP diperlukan pemahaman yang seragam tentang prinsip dasar NDP. Tantangan ini seringkali muncul memerlukan penyesuaian strategi dan taktik dalam melakukan sebuah pendekatan yang efektif untuk melaksanakan program-program dan aktivitas organisasi. Fungsi dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah sebagai pewaris moral dan ideal.
(Hafidz Fatur Rahman)