Kuliah Itu Ibadah - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Wednesday, September 2, 2015

Kuliah Itu Ibadah

Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat islam karena banyak ayat dan hadits yang menerangkan mengenai menuntut ilmu dan keutamaan ilmu serta orang yang yang memiliki ilmu. Allah SWT menurunkan ayat yang pertama kali yang berarti “ bacalah! “(Q.S. Al-Alaq : 1).Kata “ bacalah!” ini mengandung arti perintah untuk membaca yang merupakan salah satu dari cara kita untuk mendapat ilmu. Maka dari ayat inilah dapat kita ketahui bahwa Allah itu mewajibkan kita untuk menuntut ilmu agar kita memiliki kemulian seperti yang Allah firmankan dalam alqur’an surat almujadilah ayat 11 yang artinya “...,Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat,....”.

Rasulullah SAW bersabda  yang artinya “ Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”(H.R. Tirmidzi).Lalu ilmu apakah yang wajib dipelajari seperti dalam hadits tersebut?
Di dalam kitab Ta’limul muta”alim karangan Syekh AzZarnuji diterangkan bahwasannya ilmu yang wajib dipelajari di sini adalah ilmu yang diperlukan untuk menjalankan  tugasnya dalam betuk ubudiyah dan muamalah dalam segala  kondisi. Contohnya dalam hal ubudiyah kita wajib sholat maka kita wajib mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan sholat mulai dari syarat wajib, syarat syah, rukun, sunahnya dan tata cara mengerjakannya dengan benar. Begitu pula dengan ilmu mengenai puasa,zakat dan haji yang wajib kita ketahui sebelum melaksanakanya. Selain dalam hal ubudiyah dalam hal muamalah juga wajib dipelajari, contohnya bagi seorang yang mempunyai profesi sebagai pedagang maka wajib baginya mengetahui cara berdagang yang benar sesuai syariat islam dan masih banyak lainnya. Jadi dapat dikatakan yang wajib (fardlu ain) kita pelajari bagi setiap muslim adalah ilmu agama yang bersumber dari alqur’an, hadits, ijma dan qiyas dengan bimbingan para alim ulama, karena ulama itu merupakan pewaris para nabi dan jika dicari silsilah ilmunya maka akan bertemulah  sanad ilmu ulama dengan ilmu para waliyullah, tabi’in dan para sahabat nabi. Tidak seperti kebanyakan yang terjadi di zaman sekarang ini karena semakin canggihnya teknologi (internet) yang menyediakan kemudahan untuk menuntut ilmu, ilmu agama dicari dengan hanya bersumber dari teknologi tersebut tanpa mereka memilah milih mana yang benar dan yang salah dan tanpa meminta petunjuk ulama. Hal ini sungguh memprihatinkan padahal ilmu pengetahuan yang disediakan teknologi tersebut saja belum tentu semuanya benar jika kita konsultasikan mengenai kebenaran ilmu tersebut kepada para ahli ilmu pengetahuan.

Lalu bagaimana dengan ilmu yang kita pelajari di bangku perkuliahan?

Ilmu tersebut merupakan  ilmu yang termasuk fardlu kifayah mempelajarinya yaitu jika salah satu dari kaum muslim di suatu daerah telah ada yang mempelajarinya maka muslim yang lain tidak akan berdosa jika tidak mempelajarinya. Berbeda dengan ilmu agama yang wajib dipelajari dengan benar bagi setiap muslim jika tidak dipelajari maka muslim tersebut akan berdosa. Ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan adalah ilmu yang memang dibutuhkan manusia untuk menggali, memanfatkan, mensyukuri apa yang telah Allah berikan serta memberikan manfaat kepada sesama umat manusia sehingga hasilnya kita bisa semakin taqarrub kepada-Nya dengan kemudahan yang didapat dari ilmu tersebut. Jadi kita mempejarinya dapat digolongkan sebagai ibadah, atau dengan kata lain kuliah ini dapat bernilai ibadah jika kita melaksanakanyya sesuai tata cara yang dicontohkan para ulama.

Bagaimana caranya agar kuliah kita bernilai ibadah dan mendapatkan keberkahan serta manfaat ilmunya?

Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaidah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak. Adab-adab tersebut diantaranya adalah:


1. Ikhlas karena Allah 
Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerena Allah  dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelar agar bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah  telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya:


"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah I sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau sorga pada hari kiamat".( HR: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah)


Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya ) bukan karena ingin mendapatkan dunia, tetapi karena sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.



2.Untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan orang lain.

Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka, dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faidah dari ilmu kita.

Apakah disyaratkan untuk memberi mamfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi mamfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah bersabda :


"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (HR: Bukhari)


Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.



3. Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.

Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada.Jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.



4. Mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan.
Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).


5. Menghormati guru dan memuliakan mereka.


Oleh Ahmad Nur Fuadi

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda