KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Berita KMNU

Info NU

Aswaja

Kegiatan Organisasi

Kairo (Kalam Indah Romadhon)

Monday, March 18, 2024

NGAJI ALA KMNU

NGAJI ALA KMNU

aji ini berasal dari kata kaji dalam bahasa Indonesia yang berarti pelajaran agama. Ngaji merupakan istilah Jawa untuk menunjuk kegiatan yang mempelajari pengetahuan agama di kalangan santri. Proses transfer pengetahuan inilah yang disebut dengan “mengaji”. 


Mengaji ini pula merupakan suatu proses pembelajaran yang disertai dengan mursyid (guru) untuk membimbing. Kegiatan ini mahsyur dikalangan pondok pesantren, bahkan sudah menjadi tradisi yang sangat mengakar.


Sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU). Organisasi kemahasiswaan basis keagamaan ini juga lazim melaksanakan kegiatan rutinan mengaji. Bahkan, hal inipun sangat rutin dilaksanakan setiap minggunya. Dalam tradisi KMNU  terkhusus di Universitas Lampung, mengaji kitab ulama-ulama salaf sangat populer dan masif dilakukan. Seperti contoh kitab fiqih Safinatun Najah karya Syeikh Salim bin Abdullah bin Sa’ad bin Sumair Al-Hadhrami, Kitab Nashoihul Ibad karya Syeikh Nawawi Al-Bantani yang berisi tentang kalam dan nasihat para ulama'.


Dalam tradisi mengaji di KMNU, tentunya teknis pelaksanaannya harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat dari para mahasiswa itu sendiri. Tak bisa dipungkiri, tugas utama dari mahasiswa NU yang khusus tergabung di KMNU adalah untuk memastikan bahwa akidah aswaja ala an-nahdliyah tetap lestari dilingkup kampus. Itu sudah menjadi tanggung jawab moral bagi para kader-kadernya. Mengaji ala kaum nahdliyin lekat kaitannya dibungkus dengan sedikit guyonan, sehingga hal demikian dapat membuat pendengarnya tidak merasa bosan sehingga teknik inipun dapat membuat penikmatnya tidak mengantuk dan dapat mengikuti mengaji ini hingga akhir. 


Terlebih para mahasiswa, yang dituntut untuk belajar dari pagi hingga petang untuk menerima materi dari para dosennya. Belum lagi, tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawab untuk diselesaikan. Bagi para mahasiswa, terkhusus yang tergabung di KMNU, selain belajar juga harus bisa membagi waktu untuk turut serta berkontribusi dan aktif dalam mendigdayakan aswaja an-nahdliyah di kampusnya seperti kegiatan mengaji ini contohnya.


Seorang kader KMNU selain dituntut memahami basis bidang keilmuannya, harus cerdas pula dalam bidang agama, karena memang KMNU inilah wadah untuk mengkader sehingga salah satu tujuan dari didirikannya KMNU itu bisa dicapai, yakni mengembangkan potensi diri seluruh anggota KMNU UNILA sebagai insan yang ilmiah, edukatif, dan religius.

Kaitannya hal ini dengan mengaji yakni, seorang dikatakan ilmiah, edukatif, dan religius akan dapat tercapai dengan cara membaca, memahami, dan berusaha menerapkan apa yang dipelajarinya dalam kehidupan. Dalam kitab-kitab ulama salaf  sebagai contoh yang telah disebutkan di atas, bahwa isi di dalamnya merupakan beberapa panduan dan nasihat kehidupan, tata cara beribadah, dan lainnya yang menunjang pemahaman seorang santri.


Adapun media pembelajaran saat mengaji ala KMNU yang dilakukan oleh para pengajar (kyai, ulama', ustadz) kepada para santri sebenarnya tidak melulu membacakan kitab kuning saja. Akan tetapi, juga sering menyelipkan kisah-kisah lucu, satire, jenaka yang tidak hanya membuat orang yang mendengar tersenyum atau tertawa, namun di dalamnya mengandung hikmah yang luar biasa. Hal inilah yang menjadi dasar dan ciri khas tersendiri bagi kalangan santri Nadhlatul Ulama'


Dalam berbagai literatur telah disebutkan bahwa humor adalah salah satu media yang paling efektif dalam menyampaikan nasihat. Dengan menggunakan lelucon atau kisah jenaka, pesan nasihat lebih mudah diterima dan diresapi oleh orang yang membaca atau yang mendengarkan. Oleh karenanya, metode ini sangat relevan untuk diterapkan sehingga penikmat akan mengaji kitab senantiasa selalu bertambah dikemudian hari.

Monday, March 4, 2024

LAUNCHING LOGO KABINET INSYAIYAH KMNU UNILA 2024

 


Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU) Universitas Lampung (Unila) meluncurkan nama kabinet dan logo baru untuk kepengurusan KMNU tahun 2024 dalam rangkaian acara Lokakarya Pengurus pada Ahad lalu (25/02/2024 ).

Peluncuran nama kabinet dan logo lambang kepengurusan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan identitas, citra diri, dan kemajuan KMNU secara simultan. Peluncuran logo baru juga merupakan momen spesial yang menjadi penanda langkah baru dalam perjalanan KMNU Unila.

Adapun peluncuran nama kabinet untuk kepengurusan ini adalah Insyaiyah, yang berarti tumbuh dan berkembang. Nama ini adalah hasil dari pemberian setelah sowan ke Pembina KMNU Unila sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Hikmatul Mubtadi'at Putri, KH. Ahmad Nasoha

Dalam peluncuran nama baru dan logo ini turut pula dihadiri oleh Alumni, senior, Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO), Presidium Nasional (Presnas) KMNU Pusat, dan seluruh pengurus KMNU Unila.

Untuk logo kebinet ini adalah hasil kerja keras dari tim Media Informasi dan Komunikasi (Infokom) KMNU 2024 dengan olahan tangan dingin dari para staff dan jajaran medianya.

Logo ini terdiri dari 6 elemen dengan berbagai macam filosofisnya untuk menggambarkan perjalanan KMNU Unila kedepan. Logo ini merupakan simbol identitas dan jati diri organisasi. Ini adalah representasi visual dari nilai-nilai dan tujuan organisasi. Logo ini akan menjadi pengingat bagi semua anggota tentang komitmen dan tanggung jawab dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. 

6 elemen tersebut antara lain:

1. Lingkaran, 

Filosofi lingkaran luar diartikan sebagai simbol yang mencerminkan keluwesan dan fleksibilitas anggota. Bentuk lingkaran yang fleksibel menggambarkan kemampuan untuk beradaptasi. Adaptasi dalam organisasi artinya seluruh anggota KMNU siap dan mampu menghadapi tantangan dan perubahan dalam perkembangan zaman ini. Lingkaran juga diartikan sebagai jaringan yang mana setiap titik lingkaran akan saling terhubung, menggambarkan bahwa adanya keterhubungan antara anggota organisasi dan jaringan yang dibentuk oleh organisasi tersebut. Oleh karena itu, anggota KMNU akan selalu terhubung dan menjadi dalam satu keluarga dalam keluarga mahasiswa NU.

2. Daun 

Filosofi daun diterjemahkan sebagai simbol yang mencerminkan prokdutivitas dan inovasi-inovasi baru yang akan tumbuh di dalam organisasi. Daun dapat menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi, menggambarkan bahwa pentingnya pembelajaran dalam organisasi untuk menghasilkan hasil yang produktif. Daun juga merupakan simbol kekuatan untuk bertahan dan tumbuh yang mana anggota KMNU memiliki ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan mengembangkan potensinya. Daun merepresentasikan inovasi dan kreativitas yang mana mencerminkan anggota KMNU yang semangat untuk menghasilkan ide-ide baru dan terobosan dalam organisasi. Organisasi ini berkomitmen untuk terus berkembang dan maju, serta memberikan manfaat bagi anggotanya dan masyarakat secara keberlanjutan.

3. Tunas 

Filosofi tunas diterjemahkan sebagai simbol yang mencerminkan perkembangan, keberlanjutan, dan transformasi sebagai simbol awal yang baru dalam kepengurusan nahkoda baru KMNU Unila. Tunas mencitrakan bahwa setiap anggota kmnu Unila memiliki potensi untuk tumbuh dan berubah bersama, melalui proses perubahan alami, tunas berkembang menjadi pohon yang kuat yang mewakili perkembangan anggota kmnu Unila dan organisasi KMNU Unila menuju kemajuan dan keberhasilan, dengan mengadopsi logo tunas suatu entitas dapat menonjolkan nilai-nilai inovasi, keberanian untuk berubah, dan kemampuan melihat peluang baru menciptakan gambaran kesinambungan untuk tumbuh dan berevolusi positif. Organisasi ini juga berkomitmen untuk membina dan mengembangkan potensi serta bakat anggotanya.

4. Perpaduan warna Hijau dan Biru 

Filosofi Perpaduan warna Hijau dan Biru menggambarkan air dan sumber kehidupan, keduanya saling melengkapi dan mengayomi. Warna hijau mencerminkan pertumbuhan, kesegaran, dan harapan. Organisasi ini membawa semangat baru dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Sementara warna biru melambangkan kebijaksanaan, kejernihan, profesionalitas, dan kepercayaan yang dimiliki oleh anggota KMNU Unila. Seiring bergabungnya dua warna ini maka terciptalah kesatuan yang saling melengkapi, seperti aliran air yang mengayomi tanah. Sama halnya seperti antar anggota KMNU Unila yang saling melengkapi dan saling mengayomi, karena dengan perpaduan dapat mengilhami kolaborasi yang produktif dan keberagaman dapat memperkuat inti tujuan bersama

5. Bola 

Filosofi bola melambangkan kesatuan, integritas, diartikan sebagai simbol yang mencerminkan kerjasama dan strategi dalam mencapai tujuan bersama seperti dalam permainan sepak bola, setiap pemain adalah elemen penting dalam tim yang bersatu untuk mencapai kemenangan dan kesempurnaan. Filosofi ini mengingatkan anggota KMNU Unila bahwa dalam mencapai tujuan bersama kerjasama dan perencanaan yang matang menjadi landasan yang tak terpisahkan.

6. Tulisan 

اِنشَا ئِيَه

Tulisan اِنشَا ئِيَه digunakan untuk memperkenalkan nama Kabinet yaitu Kabinet Insyaiyah. Insyaiyah berarti berkembang, dalam artian berkembang dalam meningkatkan kreativitas, kolaborasi dan inovasi dalam mencapai tujuan organisasi. Kabinet Insyaiyah diharapkan dapat melanjutkan program kerja turunan dari tahun sebelumnya agar lebih baik lagi dan dapat mengembangkan kreativitas, kolaborasi, dan inovasi untuk membuat program kerja baru yang lebih variatif.


(Hafidz Fatur Rahman)

Wednesday, January 17, 2024

Tahapan Pertama dalam Kaderisasi Cinta Yaitu Sebuah Kesabaran

Tahapan Pertama dalam Kaderisasi Cinta Yaitu Sebuah Kesabaran

 Tahapan Pertama dalam Kaderisasi Cinta Yaitu Sebuah Kesabaran

Jangan pernah memandang sebelah mata mereka yang sudah mati-matian berjuang dan mengurusi KMNU. Jangan pernah...

Meski kita belum bisa se-effort mereka, setidaknya kita bisa meyakinkan mereka bahwa, "Meski KMNU bukan prioritas, tapi aku siap menyisihkan sedikit waktuku untuknya.

 "Aku siap meluangkan waktu sekian menit demi KMNU sebelum atau sesudah aku menghabiskan waktu untuk hal-hal yang memang menjadi prioritasku. Kuliah, belajar, self healing, me time dan lain sebagainya.

"Jika memang aku tidak datang ke acara tersebut, aku siap mengukutinya lain waktu, karena memang acara tersebut bertepatan dengan kegiatan yang tidak mungkin aku tinggalkan.

Karena--percayalah, kalimat itu adalah kalimat yang selalu saya pikirkan ketika awal mengenal KMNU. Ketika saya belum menemukan "mahabbah" dalam berkhidmah di organisasi ini. ... Karena memang faktanya juga sangat jarang sekali ada orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama dalam dunia organisasi, dimana ketika mereka baru bergabung, mereka bisa langsung menaruh hati padanya. Sangat-sangat-sangat jarang sekali. .... Bahkan bisa dikatakan bahwa kita perlu mengikuti puluhan atau bahkan ratusan kegiatan yang ada di sana, bertahan di tingkat pengabdian yang sama dengan waktu relatif lama agar kita benar-benar bisa melewati tahapan pertama dalam "kaderisasi cinta", yaitu sebuah kesabaran. Selebihnya adalah kesetiaan, dan rasa nyaman. 

Percayalah proses dari sebuah perjuangan dan pengabdian endingnya adalah rasa nyaman, rasa cinta, dan saling setia.

Jangan lari untuk dikejar, jangan menghilang agar dicari, berjuang tak sebercanda itu kawan.


Oleh Mr. X

Wednesday, December 13, 2023

Resepsi Puncak Hari Lahir KMNU Universitas Lampung ke-13 Tahun Sukses di Laksanakan

Resepsi Puncak Hari Lahir KMNU Universitas Lampung ke-13 Tahun Sukses di Laksanakan

Dalam rangka memperingati Hari Lahir ke-13 tahun, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU) Universitas Lampung menggelar acara resepsi puncak yang bertajuk KMNU Unila Bersholawat bersama Habib Fahmi Bin Umar Muhdlor Al-Haddad yang bertempat di Pelataran Gedung Serbaguna (GSG) Unila pada Sabtu (09/12/2023) malam.

Adapun agenda ini merupakan agenda rutin tahunan yang secara istiqamah dilaksanakan oleh KMNU Universitas Lampung  dalam rangka tasyakur dan Do'a bersama dalam peringatan Hari Lahirnya.

Tema besar yang diusung oleh KMNU yakni "Teguhkan Amaliyah, Bersama KMNU Unila Raih Barokah", dengan berbagai macam kegiatannya seperti seminar bisnis, santunan anak yatim, donor darah, khataman Al-Qur'an, lomba MTQ dan Baca Puisi Daerah tingkat Nasional, Istighotsah, serta acara puncak KMNU Unila Bersholawat.

Ketua Pelaksana, Hafidz Faturrahman, dalam sambutannya di acara Istighotsah yang digelar sore harinya menyampaikan bahwa kader NU harus senantiasa berkhidmat untuk kemaslahatan umat.

"Tanggung jawab moral sebagai kader hasil didikan Nahdlatul Ulama' harus senantiasa mewarnai dan ambil bagian dalam kehidupan kampus serta harus menunjukkan jati diri bahwa kita adalah warga nahdliyin yang ada di Universitas Lampung ini", tegasnya.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama' (PCNU) Bandarlampung, KH. Ichwan Adji Wibowo, turut mengapresiasi atas terselanggaranya acara ini.

"Pemuda saat ini terlebih mahasiswa harus senantiasa bergerak dan mengembangkan diri dengan berproses sebaik mungkin sehingga dapat membawa amanah serta mempertanggung jawabkannya dikemudian hari", ujarnya yang juga mewakili Walikota Bandarlampung, Hj. Eva Dwiana.

Lanjutnya, beliau berpesan agar kader-kader NU di Universitas Lampung senantiasa berpegang teguh pada aswaja An-Nahdliyah serta menunjukkan nilai maslahat di Universitas Lampung.

"KMNU harus menjadi promotor mahasiswa NU dalam menyebarkan nilai-nilai kemaslahatan serta mendigdayakan aswaja An-Nahdliyah dan tentunya menjadi contoh bagi generasi penerus NU lainnya", tandasnya.

Kegiatan ini pula dihadiri oleh pihak Rektorat Universitas Lampung, civitas akademika seperti dekan, wakil dekan, dan dosen dalam lingkup Universitas Lampung. Tak lupa pula badan otonom NU seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, Pagar Nusa, dan juga PMII turut hadir memeriahkan acara ini.


Oleh Hafidz Faturrahman

Thursday, November 16, 2023

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG  #part 3

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG #part 3

RELEVANSI KADERISASI BERJENJANG  
#part 3

Relevansi pengkaderan memang saat ini menjadi perbincangan hangat bagi setiap organisasi ataupun ormawa yang berfokus pada organisasi pengkaderan. Perbincangan itu hadir ketika sebagian kalangan pengurus ataupun kader lainnya merasa resah akan hal kaderisasi ini. Terlebih kaderisasi ini merupakan ujung tombak daripada setiap organisasi.  Pembahasan terkait pengkaderan itu bahkan telah menjadi berita hangat yang patut diulas oleh setiap organisasi pengkaderan guna melancarkan misinya menjadi organisasi basis pengkaderan yang tujuannya menciptakan dan membentuk kader-kader potensial untuk bisa bertarung dan berkontestasi serta ambil bagian dalam kontribusi bagi bangsa. Lalu bagaimana proses jalannya kaderisasi dalam lingkup KMNU secara umum?

Membicarakan eksistensi pengkaderan memang cukup pelik. Saya kira, kita memang harus memandang hal ini dengan objektif sepenting apakah pengkaderan itu dilaksanakan, terutama memandang apakah pengkaderan tersebut berdampak positif atau tidak untuk masyarakat sesuai dengan tujuan pengkaderan itu sendiri. Kebanyakan hanya memandang pengkaderan ini sebagai ajang syarat saja dalam menjalankan roda organisasi dan mengugurkan kewajiban semata. Akan tetapi, orang yang memahami konsep dalam pengkaderan akan terus membuat inovasi dan terobosan guna memberikan wadah dan tempat untuk para kadernya mengembangkan diri dan menggembleng dirinya agar meningkatnya softskill dan hardskillnya. Karena banyak yang mengikuti organisasi pengkaderan untuk tujuan pengembangan diri kedepan.

Kebanyakan setelah melaksanakan pengkaderan para anggota muda hasil kegiatan ini hanya dibiarkan begitu saja dan tanpa adanya pengawalan penuh setelah proses kaderisasi usai. Proses pengawalan ini harus benar-benar dilaksanakan untuk membantu para anggota baru menemukan jati diri dahulu dan mengenal organisasi lebih dalam. Tak jarang bahkan beberapa anggota hasil kaderisasi menghilang dan salah satu faktornya ialah tak menemukan kenyamanan dalam internal organisasi sendiri. Maka, saya memandang bahwa perlunya follow up dan pengawalan penuh guna mencari jati diri dan pemahaman organisasi. Hal ini pun untuk awal mula dalam penanaman ideologis anggota. Jika ideologis anggota sudah tertanam dan terbentuk, maka seorang hasil didikan dari kaderisasi akan dengan perlahan menikmati segala proses dan dinamika dalam organisasi itu sendiri.

Akan tetapi siapa yang akan melakukan pengawalan dan follow up penuh dalam hal ini? Mari kita kupas dan ulas

Tentu menyadari pentingnya kaderisasi yang berkaitan dengan follow up kader ini pastinya menitikberatkan pada kewajiban dari seluruh pengurus dan dimotori oleh kaderisasi itu sendiri. Kaderisasi harus ada pola tersendiri dan terstruktur dengan sangat rapi agar nantinya proses follow up dan pengawalan dapat dijalankan dengan efektif dan efisien. Terobosan baru dirasa perlu dirancang sedemikian rupa dengan potensi minat bakat dari anggota dan kader itu sendiri. Ini bisa dilaksanakan apabila para elektoral pengurus dapat bekerja maksimal sesuai dengan tupoksinya. Yang perlu diingat dan disuarakan bahwa, SEORANG PENGURUS HARUSNYA MENGURUSI BUKAN MINTA DIURUSI. Seorang pengurus harusnya mempunyai tanggung jawab penuh dalam mengelola segalanya yang berkaitan dengan organisasi. Ingatlah terkait tentang janji dan sumpah suci dengan saksi kitab suci yang dahulu pernah terlontar, apakah itu hanya ucapan semata?  Ataukah itu hanya janji semata? Ingat, sumpahmu itu kepada Tuhan-Mu, tak takutkah akan melanggar sumpah kepada-Nya? Astaghfirullah,, mari kita bermuhasabah dan memperbaiki diri dengan kembali lagi mengurusi organisasi basis pengkaderan ini sebaik-baiknya dengan mengharap ridho dari-Nya.

Ingatlah kata "keluarga" dalam kalimat Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama' (KMNU). Ibarat keluarga, kita harus saling percaya dan menjaga antar sesama. Ibarat tubuh, jika satu merasa sakit, akan terasalah seluruhnya. 

Mari bangun dan rubah pola pikir serta rapatkan barisan untuk membesarkan keluarga besar yang sangat kita banggakan ini dengan rasa saling percaya dan menyayangi sesama. Hilangkan ego sesaat dan perkataan yang tak seharusnya terlontar, jika hal demikian dapat direalisasikan, yakin dan percaya, keluarga ini akan tetap ada dan semakin  digdaya karena pola pikir dan pola kaderisasi yang sudah terbangun dengan prinsip saling menyayangi.

Oleh Hafidz Fatur Rahman

tasawuf

Puisi

Humor