Dia menyadari bahwa tidak semua yang dia rasakan harus dia katakan..
Perempuan itu membuka buku tebal bersampul hitam dengan sedikit motif bunga di sudut kanan atas yang dia gambar sendiri dengan spidolnya.
Buku itu telah berusia lanjut, perempuan muda itu senantiasa memperhatikan bukunya semenjak dia menjadi piatu. Lalu yatim.
Setiap pagi ditulisnya keinginan, ditulisnya cinta dan cita. Seolah fajar memang hadir untuk membuka harapan bagi penikmatnya.
Lalu setelah melewati kepenatan.. Senja hadir dan selalu mendapatinya tengah menulis kenangan, menulis rindu, menulis waktu yang telah terbuang dan tak akan kembali.
Disudut waktu
Ketika gedung-gedung telah kehilangan warna,
dia menulis, lalu merobek kertas dan melipatnya.
Ini sungguh tidak seperti biasa..
Disudut tempat
Ketika dia tengah pulas..
Kubuka..
"Barangkali Allah menganugerahkan rasa rindu ini hanya untuk diriku seorang, tidak untuk dirimu..
Yasudah, akan kutopang dan kulawan rindu ini sendirian.."
"Dan dengan akhirnya kuputuskan bahwa rasa ini adalah luka, maka kuputuskan pula untuk menjelaskan padaNya dan padamu. Sebab yang kutahu, luka itu harusnya disembuhkan bukan dilupakan.."
19/06/2019
aku terperanjat
(Azkiya)