Luka dan Cinta, Puisi Kader KMNU Unila - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Friday, April 30, 2021

Luka dan Cinta, Puisi Kader KMNU Unila


PUISI-PUISI KARYA

MIFTAH SHOFIYAH NOVIANTI

 

LUKA DAN CINTA
Sejak langkahmu mulai dihapus aliran rasa.
Saat tembang kenangan dilantunkan dalam melodi haru
Mengais aku disekuntum mawar,
bukti luka tak perlu bersuara.
 
Kusingkapkan lembar langit yang mengabu
Bersimpuh dalam naungan sang penyaji
Kaulah duri dipelupuk mata,
Entah bagaimana kau mulai jadi luka.
 
Birumu mulai beku, semakin sangar sepiku.
Semenjak aku beralih haluan
Meyakini bahwa waktu tak menggulirkanmu untukku.
Bahwa nyanyian indah diberanda bukanlagi cerita bahagia.
 
Riuhnya firasat mungkin itu pesan dari tuhan
Agar menyudahi belenggu yang membuat memar dan pilu.
Biarkan kata kataku bergelayutan, liar dan memuntahkan tinta.
 
Inilah lika liku dan luka
Inilah cita cinta dan rasa
Bungkam pun dia akan tetap berkelana
mengarungi hati dan sukma.
Kadang ia memaksamu mengeja saat kamu kehilangan aksara.
Kadang ia memaksa meminta saat kamu ingin berhenti jadi bulan bulanan jiwa.
 
Lampung Barat, 8 Mei 2020



BAIT UNTUKMU

Seusai senja menutup mataku
Kala itu malam berpesan padaku
Bahwa hidupku bukan tentang seribu waktu
Sebab nyawaku berpijak pada seribu debumu.


Aku berhutang padamu
Esok mentari harus terbit dari sela-sela jariku
Bersama angan dan harapanmu
yang saat ini kukepal sabil mengejar asa

Darah yang sedari dulu kau hangatkan dengan cinta ini
Kini berkarya dalam tatanan diksi dan kata
Sambil kutengadahkan tanganku
Meminta surga tetap berpihak padamu

Untukmu bangsaku,
Ribuan bait akan kutulis untuk kuterbangkan bersama namamu
Untukmu bangsaku
Kubuktikan janjiku, mulai dari larik sunyi yang sewaktu waktu membumbung tinggi dan menceritakan ibu pertiwi ini

Lampung barat, 15 Mei 2020


AKU CEMBURU
Aku cemburu pada waktu
Yang diam-diam mencumbu nyawamu,
Meghanyutkanmu dalam melodi yang mendayu.
Kaulah biru dalam doaku,
yang samar dalam kelamnya malam.

Katanya malam ini purnama tiba.
Tapi nyatanya purnama itu bukan untukku.
Kemudian hanyut aku dalam sunyi,
terus mengagumi seorang diri.
Sedang kau masih beku tak mau membalas rindu.
Apalah dayaku, aku debu bagimu yang ayu.

Aku cemburu.
Kala melihatmu menuang secangkir kopi tapi bukan disampingku.
Meneguknya sambil dibelai angin malam,
lambat laun derik dedaunan mengunci imajinasimu hingga hanya berpadu pada satu sosok teduh didepanmu.

Mungkin seketika itu diam-diam kau sedang menulis bait puisi, atau mendendangkan larik lagu yang kau tulis sendiri.
Atau kau sedang melukis wajahnya?
Entahlah!
Aku hanya melihat dalam khayal laut cemburuku.

Yang kutau,
Kau masih biru milikku
Dalam lantunan doa hingga penghujung hariku.

Lampung Barat, 10 Juni 2020


Tentang penulis : Miftah Shofiyah Novianti tinggal di pekon Semarang Jaya, kec. Air Hitam, kab. Lampung Barat. Miftah Shofiyah Novianti, mahasiswi Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi, merupakan salah seorang pecinta seni, khususnya puisi. Ia juga tercatat sebagai anggota KMNU Universitas Lampung 2018. Selain itu Ia juga bergabung di Komunitas Sastra Silaturahmi Masyarakat Lampung Barat(KOMSAS SIMALABA). Karyanya dimuat buku EMBUN PAGI LERENG PESAGI(2017) dan MENJARING MUTIARA(SMAN 1 Way Tenong 2016



Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda