Kaitan Fertilisasi dan Hormat Kepada Kedua Orang Tua - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Saturday, July 11, 2015

Kaitan Fertilisasi dan Hormat Kepada Kedua Orang Tua


Kali ini kita akan sedikit membahas keterkaitan antara salah satu proses biologis yaitu fertilisasi atau pembuahan dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua. Fertilisasi yaitu proses dibuahinya sel telur (Ovum) oleh sel sperma yang terjadi di bagian Tuba fallopi pada wanita. Proses awal terjadinya fertilisasi ini tentunya diawali dari proses ejakulasi. Setiap ejakulasi, rata-rata pria menghasilkan 3 cc mani yang mengandung sekitar 100 juta sampai 120 juta sel sperma tiap 1 cc nya. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin wanita, jutaan sel sperma ini akan berenang  melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba fallopi di seberang rahim. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah melintas ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba fallopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit.

Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan kemudian melepaskan nukleus (inti sel) dan bersatu dengan inti sel telur.  Inti sel sperma tersebut membawa materi genetik yaitu kromosom dan akan bersatu dengan materi genetik sel telur. Hasil dari pembuahan ini adalah satu sel diploid yang disebut dengan zigot. Zigot akan melakukan pembelahan menjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya hingga akhirnya terbentuklah janin yang akan berkembang menjadi manusia dewasa.

Disinilah inti dari apa yang akan kita bahas. Dari sedikit penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa peran sperma dalam pembuahan tersebut hanya membawa materi genetik saja. Akan tetapi peran sel telur lebih dari itu. Sel telur tidak hanya menyumbangkan materi genetik saja tetapi segala zat, organel sel, dan substansi lain dari sel telur juga digunakan. Dengan kata lain, substansi pada zigot hasil pembuahan terkecuali materi genetik dari sperma semuanya berasal dari sel telur. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa sel-sel pada tubuh kita dahulunya adalah satu sel yang mayoritas substansinya berasal dari sel telur ibu.

Lantas apa hubungannya dengan perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua? Dikemukakan dalam satu Hadits:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ
أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah).
Penjelasan tersebut jika dikaitkan dengan proses fertilisasi ada aspek yang sama yaitu pengorbanan, dimana pada saat fertilisasi sel telur dari ibu menyumbangkan semua substansinya tetapi sel sperma dari ayah hanya menyumbang materi genetik saja. Itulah gambaran mengapa kadar bakti kita kepada ibu haruslah lebih besar dibandingkan kepada ayah.
Akan tetapi, kita tidak bisa mendiskreditkan peran ayah. Perjuangan sperma untuk mencapai sel telur itu tidak mudah, itu menggambarkan kerja keras ayah kita dalam mencari rezeki untuk menghidupi kita.  Tanpa sumbangan materi genetik dari sperma ayah, fertilisasi pun tidak terjadi dan tentu kita tidak akan lahir ke dunia ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan mengingatkan kita akan jasa-jasa oranga tua kita. Semoga beliau berdua selalu dalam lindungan Allah, Amiin.
Penulis:
Dwi Wahyudi
Pendidikan Biologi Universitas Lampung
Kadept. Infokom KMNU Unila


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda