Generasi Terkutuk - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Saturday, July 7, 2018

Generasi Terkutuk




Orang beriman adalah orang yang sejuk perkataannya, sedang orang berilmu adalah orang yang baik akhlaknya. Karna, buah iman adalah mahabbah (read: cinta), sedang buah ilmu adalah akhlak. Sebagaimana Rosulullah Saw pernah bersabda:
مَنْ لَا اَدَبَ لَهُ لَا عِلْمَ لَهُ
“seorang yang tidak beradab (read: moral), maka (dia) tidak berilmu”

Selama ini, orang islam dikenal bukan saja karna ilmunya, tapi juga karna akhlaknya dan waranya. Dan salah satu ciri orang yang beriman kepada gusti Allah SWT adalah ia yang menerima dengan ikhlas serta murah syukur atas segala ketetapan dan pemberianNYA.

Ada sebuah hikayat masyhur tentang imam Idris (ayahanda imam Syafii rohmatullahi ta'ala), dimana saat berjalan pada bantaran sebuah sungai lalu melihat buah delima mengapung. Lalu beliau mengambilnya dan tanpa sadar menggigitnya satu gigitan.
Setelah itu beliau tersadar dan berkata: “milik siapa buah ini, tanpa sadar aku memakannya tanpa izin pemiliknya.”
Lalu berjalanlah beliau berlawan arus sungai hingga bertemu sebuah kebun delima. Kemudian beliau mencari-cari si pemilik kebun, dan berkatalah ia (imam Idris) pada pemilik kebun: “aku menemukan buah delima yang hanyut di sungai, lalu aku memakannya tanpa seizinmu, bersediakan engkau menghalalkan delima ini (yang aku makan) bagiku.”
Pemilik kebun sadar bahwa ia bukan orang biasa karna wara nya beliau, maka pemilik kebun berkata: “aku akan halalkan dengan syarat engkau bekerja untukku.”
Bertahun tahun imam idris bekerja pada si pemilik kebun, hingga suatu hari imam Idris kembali menanyakan perihal kehalalan delima yang beberapa tahun lalu ia makan tanpa sengaja. Lalu apa jawaban si pemilik kebun?
Aku akan menghalalkannya jika engkau menikahi putriku, dia (putrinya) adalah orang yang buta, bisu dan tuli, sera lumpuh.
Mendengar hal tersebut imam Idris kaget. Kalau misal kita yang berada di posisi itu, pastilah kita menolak. Tapi imam Idris menerimanya dengan ikhlas demi halalnya satu gigitan buah delima.
Setelah mereka dinikahkan lalu dipersilahkan imam Idris memasuki kamar dimana istrinya berada, tapi ia kaget lalu terburu keluar dan menemui ayahnya (yang tadinya si pemilik kebun) lantas ia berkata pada ayahnya: “wahai ayah, aku sudah memasuki kamar itu, tapi tidak kutemui putrimu dengan ciri yang engkau sebutkan.”
“lalu apa yang kau lihat?” tanya ayahnya.
“aku melihat bidadari yang amat cantik jelita dan tanpa cacat”. Jawab imam Idris.
“itulah putriku” jawab sang ayah. “ia buta dari sesuatu yang haram dilihatnya, dia bisu karna tak pernah menggunjing dan berkata yang tidak baik, dia tuli sebab terjaga dari mendengar sesuatu yang haram didengar, dan diapun lumpuh karna dijaga langkahnya dari berjalan pada tempat yang haram didatangi.” Tambahnya.
Pada akhirmya, berbahagialah imam Idris bersama istrinya yang kelak mempunyai anak bernama imam Syafii. Beliau adalah ulama yang sangat masyhur bahkan hingga saat ini. Dan itu adalah buah dari akhlak yang baik, wara serta ikhlas menerima takdir gusti Allah SWT.

Maka, jadilah mukmin yang berakhlak dan tidak mudah menyalahaan, karna sesungguhnya orang berakhlak karna dirinya berilmu.
Jilkalau engkau bertemu dengan orang yang paling bengal dan begitu menyebalkan bagimu, janganlah kau tinggikan suara dengan hujatan atau makian, terlebih sumpah serapah yang menghinakan.
Sumpahi saja dia agar menjadi orang yang paling alim lagi baik akhlaknya. Karena jikalau kutukan kejelekanmu diijabah gusti Allah, maka yang terjadi hanyalah bertambahnya keburukan padanya dan bertambah pula orang yang terganggu karnanya. Tapi jika sumpah baikmu yang diijabah dan dia benar-benar jadi alim lagi baik akhlaknya, maka tak ada lagi yang akan terganggu, malah dia akan jadi manusia yang bermanfaat bagi yang lain. Dan mungkin, engkau turut terpercik ganjaran atas kebaikannya.

(Zada Syauq Seniman NU)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda