Keutamaan Puasa Sunnah Syawal, Yang Pahalanya Bak Setahun Berpuasa - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Wednesday, May 11, 2022

Keutamaan Puasa Sunnah Syawal, Yang Pahalanya Bak Setahun Berpuasa


Puasa syawal merupakan ibadah puasa sunnah yang di lakukan pada bulan syawal.  Dalam melakukan puasa Syawal, umat Islam dianjurkan untuk melakukan puasa sunah tersebut pada enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri, Puasa ini di mulai selang sehari setelah Hari Raya Idul Fitri tepatnya di mulai pada tanggal 2 Syawal H.

Meskipun tak wajib dilaksanakan seperti ibadah puasa Ramadhan, namun keutamaan puasa selama 6 hari dibulan syawal bernilai lebih dari itu, yakni dianggap sebagai puasa setahun penuh dan pahala yang didapat berlipat-lipat ganda. sebagaimana yang telah di jelaskan dalam hadist Rasulullah saw :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim). 

Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan lima keutamaan yang kita dapatkan dari melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal, di antaranya adalah :

1. Puasa sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan 
Untuk menyempurnakan shalat fardhu, kita dianjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah. Dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka shalat sunnah fardhu akan menjadi sempurna. Begitu pun puasa sunnah Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan.

Rasulullah shallalLahu ‘alaihi wa sallam bersabda,   

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

“Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya” (HR at-Tirmidzi).

2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun.
Sebagaimana sabda Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).

3. Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.

Sebagian ulama mengatakan:
ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها

Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.

4. Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala.
Melaksanakan puasa sunnah di bulan syawal merupakan tanda syukur kita kepada Allah Swt atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain. Bulan Ramadhan juga disebut bulan pengampunan dimana diampuninya dosa dan khilaf bagi orang yang menjalankan ibadah puasa, hal ini didasari dengan hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya : "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (Hr. Bukhari dan Muslim).

Karena pengampunan itulah kita patut bersyukur kepada Allah dengan menjalankan puasa sunnah Syawal.

5. Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus.
Setelah berakhirnya bulan suci Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan turut berakhir, Akan lebih baik hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan. Dengan masuk nya bulan Syawal sebaiknya kita lanjutkan dengan menjalankan Puasa Sunnah Syawal yang juga dapat dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

Demikian penjelasan mengenai Keutamaan Puasa Sunnah Syawal, semoga kita senantiasa dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas keimanan sehingga kita masuk kepada golongan orang-orang yang mendekat kepada Allah dengan perantara amalan-amalan sunnah. 

Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber: nu.or.id




Lutfiah Yuniar (Biologi Terapan 2020)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda