Kesulitan utama dalam pengimplementasian NDP adalah menjaga konsistensi penerapan nilai-nilai disetiap personal. Tantangan ini muncul karena adanya perbedaan pemahaman dan interpretasi mengenai NDP diantara anggota serta perbedaan cara penerapannya. Upaya untuk menjaga nilai dan konsistensi dalam penerapan NDP diperlukan pemahaman yang seragam tentang prinsip dasar NDP. Tantangan ini seringkali muncul memerlukan penyesuaian strategi dan taktik dalam melakukan sebuah pendekatan yang efektif untuk melaksanakan program-program dan aktivitas organisasi. Fungsi dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah sebagai pewaris moral dan ideal.
NDP sebagai kerangka refleksi, kerangka aksi, dan kerangka ideologi, yakni sebagai berikut:
1. NDP sebagai kerangka refleksi (Landasan Berpikir)
KMNU telah menggunakan ahlussunnah wal jama'ah sebagai manhajul fikr (pendekatan berpikir) untuk memahami, menghayati, merenungkan, serta mengamalkan ajaran Islam yang telah menjadi pegangan serta para kader NU tentunya paham berkenaan dengan arti kemerdekaan (al-hurriyah), persamaan (al-muwasah), keadilan (al-adalah), toleransi (tasamuh), serta nilai perdamaian (al-shuhl). Dalam konteks KMNU Unila, anggota terdiri dari berbagai kemajemukan etnis, budaya, serta latarbelakang berbeda. Hal inilah yang harus dijaga dan dikembangkan agar nantinya bisa menjadi kekuatan besar yang berpotensi penting dalam tujuan pengembangan KMNU. Dalam refleksi tersebut kader maupun anggota KMNU Unila senantiasa bisa menginternalisasikan dalam proses kaderisasi KMNU Unila. Dengan penanaman nilai-nilai tersebut menjadikan kader hasil didikan KMNU akan senantiasa siap menghadapi perubahan sosial baik di internal ataupun di eksternal organisasi.
2. NDP sebagai kerangka aksi (Landasan berpijak)
NDP berfungsi sebagai pijakan bagi setiap langkah dan tindakan organisasi, memastikan bahwa segala aktivitas sangat dilakukan selaras dengan nilai-nilai luhur yang dianut. Layaknya sebuah Kompas yang selalu menunjuk arah utara, MDP menjadi penunjuk arah moral dan intelektual juga berfungsi sebagai peta jalan yang jelas. Dalam hal ini perlu dipahami bahwa aktivitas kaderisasi yang selama ini dilaksanakan oleh KMNU terdapat tiga jenis pengkaderan, yakni kaderisasi formal, informal, dan nonformal. NBP ini paling tidak telah memberikan gambaran bagi setiap kader KMNU untuk bersama memberikan inovasi dan formulasi baru di setiap kegiatan pengkaderan KMNU yang menjadikan pedoman dasar dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan sosial yang terjadi selama ini. Perubahan atau kemajuan yang terjadi harus pula diimbangi dengan ilmu pengetahuan serta keterampilan baik itu soft skill dan hard skill yang dimiliki oleh kader KMNU. Karena inilah yang akan mendorong transformasi organisasi.
3. NDP sebagai kerangka ideologis (Landasan Motivasi)
NDP juga berfungsi sebagai landasan motivasi, yang artinya bahwa ini juga menjadi pedoman bagi anggota dan kader untuk senantiasa berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kerangka ideologis ini dapat menjadi rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap pelaksanaan kaderisasi. Kerangka ini juga mengingatkan pada landasan berpikir dan bergerak dalam mengawal perubahan sosial yang berpihak pada kepentingan umat. Proses kaderisasi di KMNU bukan hanya sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih pada transfer nilai dan norma. Melalui kaderisasi ini, nilai-nilai NDP di internalisasi dalam diri kader sehingga mereka tidak hanya memahami secara kognitif tetapi juga menghayati dan mengamalkan. Oleh karenanya, pada dasarnya proses kaderisasi KMNU merupakan pendidikan yang bermuara kepada proses ideologisasi dan transformasi nilai terhadap kader maupun anggota sebagai regenerasi yang haus akan ilmu pengetahuan. Sehingga dengan kematangan ideologi Sasi anggota dan kader bisa mempunyai konstruksi berpikir kritis dan transformatif. Ideologisasi yang matang mampu melahirkan kader yang memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu menganalisa situasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, serta menawarkan solusi yang inovatif. Selain itu, hasil didikannya juga akan mempunyai smart transformatif, yakni keinginan untuk mengubah kondisi yang ada menjadi lebih baik.
Implementasi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) memang berperan saat krusial bagi KMNU dimasa kini. Dunia terus bergerak cepat, begitu pula dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Formulasi kaderisasi yang statis tidak akan mampu menjawab dinamika zaman. Bahkan teknologi informasi pun telah mengubah cara berkomunikasi, belajar, dan berorganisasi. Mungkin perlu kiranya dalam agenda kaderisasi KMNU perlu memanfaatkan teknologi untuk mencapai jangkauan yang lebih luas dan metode yang lebih efektif. Saat ini pun minat dan aspirasi generasi muda berbeda dengan generasi sebelumnya. Maka inilah yang sebenarnya menjadi tugas berat bagi semuanya. Setiap organisasi sudah pasti mempunyai nilai dasar dalam bergerak, akan tetapi tak sedikit pula yang melupakan nilai-nilai tersebut. Melalui tulisan ini, dengan latar belakang yang sangat kompleks, NDP harus terus dikaji ulang dan tidak boleh dilupakan. NDP harus disesuaikan pula dengan konteks zaman yang selalu berubah. Proses internalisasi Nilai Dasar Pergerakan harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melibatkan berbagai metode seperti diskusi, studi kasus, dan kegiatan praktik. Dengan menggabungkan nilai-nilai dasar dengan metode yang inovatif, KMNU kedepan akan dapat melahirkan kader-kader yang berkualitas dan mampu menjadi agen perubahan sejati serta bermanfaat untuk masyarakat.
(Hafidz Fatur Rahman)