Hari Sumpah Pemuda, Aktivis NU Buka Madrasah di Pedalaman Papua - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Saturday, October 31, 2015

Hari Sumpah Pemuda, Aktivis NU Buka Madrasah di Pedalaman Papua

Bertepatan dengan peringatan Hari sumpah Pemuda, Rabu (28/10), para pemuda yang di kirim dua komunitas NU, Persaudaraan Profesional Muslim Aswaja dan Sarkub, secara resmi membuka madrasah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan agama Islam di kawasan pedalaman di Papua.

Madrasah yang dibuka di Kampung Malakabu, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat ini diberi nama "Madrasah Nigeiyah Ibadurrohman". Nama tersebut adalah kolaborasi dua bahasa antara bahasa asli suku setempat dan bahasa Arab.

Nama “Nigeiyah" yang berarti “cahaya” diperoleh dari tokoh setempat di Suku Kokoda, sedangkan "Ibadurrohman" diberikan Gus Munawir Bogor. Nigeiyah Ibaadurrohman kira-kira memiliki arti cahaya hamba-hamba Dzat Yang Maha Pengasih.

Acara pembukaan Madrasah diawali dengan pembacaan kasidah dan shalawat oleh para aktivis NU di Papua. Anak-anak calon santri madrasah tampak sangat antusias dan gembira. Mereka dengan semangat mengikuti lantunan shalawat yang disenandungkan grup hadrah.

Anak-anak yang tak kurang dari 40 itu diberi pesan, wawasan, cerita dan pengertian betapa pentingnya mengaji dari tokoh-tokoh yang hadir. Abdul Wahab selaku koordinator aktivis NU Papua dalam kesempatan ini memotivasi para calon santri tentang pentingnya pendidikan.

"Bila ingin bahagai di dunia kita  harus punya ilmu, kalau ingin bahagia di akhirat pun harus punya ilmu. Begitu pula bila ingin bahagia di dunia dan akhirat, harus punya ilmu," katanya mengutip sebuah hadits Nabi SAW.

Abdul Wahab mewakili PPM  Aswaja dan Sarkub berharap dengan dibukanya madrasah di Kampung Malakabu bisa membantu syiar Agama dan bisa membuat  semangat anak dalam menuntut ilmu hususnya ilmu agama.

"Kami juga mengucapkan trimakasih kepad warga dan kepala kampung yang sudah sangat mendukung pembukaan madrasah ini," tuturnya.

Apresiasi Tokoh Lokal

Tampak hadir dalam acara ini Sudin Simurut selaku kepala Kampung Malakabu. Ia mengapreasi dan mendukung kegatan yang di selenggarakan para aktivis NU. "Kami sebagai orang tua atau sebagai ketua kampung mengucapkan ribuan terima kasih sebanyak-banyaknya. Kami punya anak ditinggal begitu saja, tidak tahu mengaji, tidak tahu ilmu shalat, maka kami sangat berterima kasih dengan dibukanya madrasah ini," ucap Kepala Kampung Malakabu.

Sudin sependapat dengan Abdul Wahab. Ia berharap anak-anak bisa membagi waktu. Boleh bermain sepulang sekolah, akan tetapi harus pulang dan mandi bila waktu sudah menunjukkan ashar. Lalu pergi ke masjid untuk mengaji.

Begitu pula Ustadz Zaenal Arif, kepala SD Ma'arif. Ia mengimbau kepada anak-anak agar rajin mengaji dan tidak membolos. Selain itu, beliau juga meminta dan mengharap kepada para orang tua untuk mendorong dan mengawal anak-anaknya untuk mengaji.

Seakan menjawab permintaan dan pengharapan Ustadz Zaenal Arif, seorang warga yang diberi kesempatan untuk sambutan, Hamzah, mengatakan bahwa beliau akan selalu mengingatkan anak-anak bila waktu mengaji hampir tiba. Bahkan, akan memukul anak-anak yang masih bermain bila waktu mengaji sudah tiba, tapi mereka masih tetap bermain.

Karena madrasah ini baru pembukaan, Ketua Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Sorong Muhammad Yahya mengajak warga untuk mendukung semampunya. "Siapa tahu akan ada orang terhebat se-Sorong, se-Papua, se-Indonesia, atau sedunia yang berasal dari Malakabu Kokoda ini," ujarnya.

Sedangkan tokoh agama setempat, Abdul Ghani Tagate, menceritakan bagaimana sulitnya dirinya sekolah dan mengaji pada masa lalu. Ia harus berjalan kaki jauh terlebih dahulu untuk itu.

"Oleh karena itu, saya berharap agar kalian (anak-anak) memanfaatkan betul madrasah ini. Kalian (anak-anak) tak perlu menempuh jalan kaki yang jauh terlebih dahulu untuk bisa mengaji seperti saya. Saya berharap kalian (anak-anak) bisa lebih pintar dari saya," tutur pria yang pernah menjuarai MTQ se-Kabupaten Sorong itu.

Turut hadir pula dalam acara tersebut Marfu'ah  (Sekertaris PC IPPNU Kabupaen Sorong), dan aktivis NU Ustadz Taufiq dan Ustadz Agus.

Acara  di tutup dengan doa dan  menyayikan lagu Indonesia Raya yang di pandu oleh Abdul Wahab. Sesuai dengan namanya, Madrasah Nigeiyah Ibadurrohman diharapkan memberi cahaya bagi warga sekitar, cahaya dunia dan cahaya akhirat dari Sang Maha Cahaya. Mereka saling berbagi kasih dengan sesama dengan cahaya-cahaya itu. Kasih yang bersumber dari Dia yang Maha Pengasih.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda