Terkait tragedi Mina, Mustasyar PCNU Probolinggo H Hasan Aminuddin meminta keluarga jamaah haji untuk tidak memercayai informasi selain rilis resmi Kementerian Agama (Kemenag) dan sumber berita korban Mina. Pasalanya, Hasan menambahkan, validitas informasi yang beredar diragukan.
Demikian disampaikan Hasan kepada sejumlah wartawan usai pulang dari melaksanakan ibadah haji, Selasa (29/9). “Saya saja yang ada di sana tidak tahu kronologis pasti kejadian itu. Karena itu, meskipun ada teman yang telepon, sms atau BBM tanya kondisi di sana tidak saya jawab. Karena saya tidak tahu persis, kalau tidak tahu persis kemudian bercerita maka khawatir keliru,” ujarnya.
Informasi terkait kejadian Mina itu baru dia dapatkan dari sumber berita korban Mina, Saiful Bahri. Di mana anggotanya banyak yang menjadi korban.
“Di Bandara Jeddah saya bertemu dengan pimpinan Komisi VIII yang bertindak sebagai pengawas haji. Mereka menyampaikan akan segera menggelar RDP (Rapat Dengan Pendapat) begitu jamaah haji pulang ke Indonesia,” katanya.
Tidak hanya itu, dalam RDP itu Hasan juga diminta untuk mengajak serta Saiful. Sebab, Komisi VIII ingin mengetahui kondisi yang ada di sana versi Saiful yang juga sebagai korban. Apalagi dirinya mengaku sudah berbicara dengan Saiful usai melaksanakan rukun haji dan mengetahui kondisi sebenarnya saat tragedi itu terjadi.
Menurut Hasan, saat itu seluruh jamaah di kloter 48 berangkat ke Mina melalui jalur yang semestinya. Tetapi sampai di pertigaan, askar meminta untuk berbelok. Pengalihan itulah yang membuat tragedi itu terjadi. Saiful mengaku sudah melayangkan protes pada askar, namun tidak dihiraukan.
Saat itulah tragedi terjadi. Mulanya, ada 3 kursi roda yang seharusnya memuat orang ternyata memuat barang. Kursi roda itu macet dan ada mobil berhenti. Sehingga, banyak jamaah yang terhalang untuk lewat.
Di tengah padatnya manusia dan cuaca yang cukup terik, banyak jamaah yang panik dan ingin segera sampai. “Saat itu gelombang manusia menurut Saiful seperti ombak. Semuanya histeris, apalagi banyak yang kehausan gara-gara cuaca yang terik. Semuanya berteriak dan minta tolong, kondisi saat itu sangat tidak menguntungkan,” jelasnya.
Di kanan dan kiri jalur tersebut terdapat maktab jamaah dari negara lain. Sebagian jamaah yang selamat karena memanjat pagar. Anehnya, tidak satupun orang yang membuka pintu pagar di kanan dan kiri.
“Seandainya pagar dibuka, munngkin bisa mengurai kepadatan jamaah. Hal itulah yang kini menjadi pertanyaan, apa alasan askar mengalihkan jalur jamaah,” terangnya.
Oleh karena itu, Hasan berharap pemimpin-pemimpin negara yang mengirimkan jamaah untuk mendesak Arab Saudi menjelaskan alasan askar tersebut. Sehingga ke depan manajemen tata kelola haji bisa dilakukan dengan baik. Dengan demikian, jamaah bisa beribadah dengan khusyuk. “Solusinya perlu keterlibatan dari Negara-negara Islam dalam rangka perbaikan pelayanan ibadah haji di Arab Saudi,” tegasnya.
Hasan juga meminta agar masyarakat tidak saling menyalahkan supaya bisa menyejukkan. “Sekali lagi, jangan percaya sms dari siapapun yang tidak tahu persoalannya. Saya berani bicara karena tahu dari sumber berita yang juga menjadi korban,” pungkasnya.