KMNU Unila Peringati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1438 H - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Sunday, May 7, 2017

KMNU Unila Peringati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1438 H



oleh : Tuti Nurkhomariyah

Bandarlampung(6/5),Bulan Rajab merupakan bulan haram yang penuh makna karena didalamnya terdapat sejarah yang luar biasa yakni Isra' Mi'raj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab. Dalam memaknai kisah perjalanan Rasulullah SAW ini, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Unila mengadakan acara peringatan Isra' Mi'raj pada Sabtu, 06 Mei 2017 di Masjid Al wasii Universitas Lampung.  Acara yang bertajuk tema "Refleksi nilai-nilai sholat sebagai wujud habluminallah dan habluminannas" ini dihadiri oleh Bapak Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung, Prof. Dr. Karomani, M.Si.; Pembina KMNU Unila, Bapak Iwan Satriawan S.H M.H; Presnas 3 KMNU Pusat, Ahmad Saroji;  beberapa rombongan mahasiswa dari KMNU  Politeknik Negeri Lampung, Permata Sholawat UIN Raden Intan Lampung, dan KMNU Unila; serta pemateri pada acara ini yaitu Ustadz Abdul Aziz, S.H., M.Pd.I. Acara ini berlangsung dari pukul 07.30 sampai 11.45 dan dilanjutkan dengan sholat dan makan bersama.

Tito Gustowo selaku ketua pelaksana mengaku telah mempersiapkan acara ini selama satu bulan, dia juga menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya peringatan Isra' Mi'raj saja tapi acara sholawat bersama dari 3 kampus "acara shalawat bersama ini diikuti oleh  KMNU Unila, KMNU Polinela dan Permata Sholawat UIN RIL" jelasnya.
Dalam mau'idhotul hasanah ustad Abdul Aziz, menyampaikan sejarah bagaimana terjadinya Isra' Mi'raj "sebelum nabi melakukan perjalan, dada nabi dibelah untuk dibersihkan setelah bersih dikembalikan lagi datanya kebentuk semula. Dalam perjalanan Isra' Mi'raj ini Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan sholat sebanyak 50 kali namun ketika Nabi turun bertemulah Nabi muhammad dengan Nabi Musa. Saat itu Nabi Musa menyampaikan bahwa umatnya tidak akan sanggup jika harus melaksanakan shalat sebanyak itu, lalu Nabi Muhammad kembali lagi menemui Allah untuk meminta diringankan sholatnya, Allah pun mengabulkan permintaan nabi muhammad sehingga sholatnya menjadi 45. Lalu ketika Nabi Muhammad turun  disuruh kembali lagi naik untuk meminta keringanan. Hal ini dilakukan sampai sholat menjadi 5 waktu dalam sehari semalam" jelasnya

Dengan berlangsung acara ini Tito berharap masyarakat mengerti dan dapat mengimplementasikan hakikat sholat itu sendiri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda