KMNU UNILA NEWS- Momentum idul fitri, Keluarga mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Lampung (Unila) asal Tanggamus adakan silaturahmi sekaligus halal bihalal dengan kiai dan habaib di Kabupaten Tanggamus. Adapun tokoh yang di kunjungi adalah KH. Amirudinudin Harun (Lansbaw), KH. Syamsul Hadi Harun (Lansbaw). Habib Abu Bakar Al Athas (Simpang Kanan), KH. Nasir (Simpang Rowo), Habib Nurul Haq Al Hamid (Gunung Batu), dan KH. Ahmad Fadholi (Margoyoso). Kegiatan KSUPN KMNU Unila Chapter Tanggamus dilaksankan pada Kamis (05/05/22)
Kepala Departemen Sosial Masyarakat (Sosmas) KMNU Unila, Dedi Hermawan menjelaskan bahwa kegiatan silaturahmi yang dilakukan oleh anggota KMNU Unila asal Tanggamus ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang sudah terprogram oleh pengurus KMNU Pusat maupun di internal KMNU Unila dengan pembagian anggota sesuai asal kabupaten/kota masing-masing.
“Kegiatan KMNU Sowan Ulama Penjuru Negri (KSUPN) merupakan kegiatan yang sudah kami lakukan tahun lalu, dan tahun ini menjadi program kerja KMNU pusat dan program kerja matriks KMNU Unila”, ungkapnya.
Ada 6 tempat yang dikunjungi pada kegiatan KSUPN tahun ini yakni KH. Amirudin Harun (Lansbaw), KH. Samsul Hadi Harun (Lansbaw). Habib Abu Bakar Al Athas (Simpang Kanan), KH. Nasir (Simpang Rowo), Habib Nurul Haq Al Hamid (Gunung Batu), dan KH. Ahmad Fadloli (Margoyoso).
Teguh Yuhono selaku koordinator KSUPN Kabupaten Tanggamus mengungkapkan bahwa banyak sekali daftar tokoh Nahdlatul Ulama (NU), kiai dan habaib di Tanggamus yang akan dikunjungi dalam kegiatan KSUPN namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, sehingga tidak dapat semuanya dikunjungi.
“Seyogyanya banyak tokoh yang akan kami kunjungi, namun karena keterbatasan waktu dengan berat hati tokoh-tokoh yang sudah kami buat daftar kunjungan tidak semuanya terlaksana", ungkapnya.
Rute KSUPN chapter Tanggamus diawali dari kecamatan Gisting menuju Kecamatan Sumberejo. Peserta KSUPN mengawali kegiatan ke kediaman KH. Amirudin Harun, kemudian dilanjutkan ke kediaman KH. Syamsul Hadi. Dalam kesempatan tersebut Kiai Syamsul mengungkapkan bahwa sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh minder dan juga harus berani menjadi pionir dalam kegiatan yang positif.
“Kalian tidak boleh minder dengan yang lain, harus berani menjadi pionir kebaikan”, ungkap Ketua Tanfidziyah PCNU Tanggamus itu.
Selaras dengan Kiai Syamsul, KH. Ahmad Fadloli pengasuh Pondok Pesantren (PP) Asrama Perguruan Islam (API) Darul Ulum Margoyoso juga mengungkapkan agar orang NU harus berani untuk terus menumbuhkan rasa kebangsaan, karena beragama dan bernegara tidak bisa dipisahkan.
“Dari dulu sampai sekarang NU yang paling berani mengatakan NKRI harga mati, karena Negara Harus kuat, kalau tidak kuat bahaya”, ungkap jajaran syuriyah PCNU Tanggamus itu.
Nasihat lainnya disampaikan oleh Al Habib Abu Bakar Al Athas, agar tidak jumawah menjadi mahasiswa dan tetap memperdalam ilmu agama.
“Masa kuliah itu paling enak, tapi kalian harus bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kalian. Tidak ada yang bisa menjamin setelah lulus kalian bisa kemana. Tetap perdalam ilmu agama”, ungkap pimpinan Majlis Sholawat Quthbul Anfas Sumberejo itu.
Selanjutnya pimpinan majlis dzikir dan sholawat Ratibul Haddad Al Hamid, Al Habib Nurul Haq Al hamid mengungkapkan bahwa sebagai mahasiswa harus benar-benar intelek dan profesional menguasai disiplin ilmu saat kuliah.
“Sampeyan harus intelek Mas, ke depan bukan semakin mudah tapi semakin sulit, makanya harus profesional”, tambah ketua Ikatan Seni Hadroh Republik Indonesia (ISHARI) NU Tanggamus itu.
Selanjutnya Gus Yazid putra KH. Nasir yang juga merupakan ketua Lembaga Bahtsul Masa’il (LBM) NU Tanggamus mengungkapkan agar anggota KMNU tetap istiqomah mengurus NU sehingga nanti setelah lulus bisa kembali mengabdi di daerahnya masing-masing.
“Semoga tetap istiqomah, jadi nanti setelah lulus kuliah bisa ditularkan lagi untuk mengurus NU di daerah asal”, pungkas alumni santri lirboyo itu.
Untaian do’a dan nasihat disampaikan para kiai dan habaib menjadi semangat tersendiri bagi anggota KMNU Unila untuk istiqomah dan tekun dalam tholabul ilmi sesuai bidang keilmuan, dengan tetap ngaji mempedalam ilmu agama.
*Agus Nurwahid (Peternakan 2019)