Sentralisasi TPA Dan Pondok Pesantren Sebagai Wadah Pembentukan Generasi Emas Indonesia - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Monday, May 22, 2017

Sentralisasi TPA Dan Pondok Pesantren Sebagai Wadah Pembentukan Generasi Emas Indonesia


Oleh : Tito Gustowo
 
Anak-anak merupakan generasi yang sangat berharga bagi berlangsungnya sebuah peradaban bangsa dan sangat mempengaruhi bagaimana suatu bangsa tersebut akan berlangsung di masa depan dalam mewujudkan suatu kejayaan bangsa tersebut. Bahkan belakangan ini sering kita mendengar suatu istilah Indonesia Emas 2045,tentunya dalam mewujudkan hal ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan begitu saja, hal ini perlu mendapat perhatian utama dari berbagai pihak, mulai dari orang tua, sekolah maupun pemerintah. Sebab tanpa perhatian yang tinggi, cita-cita tersebut mungkin hanya akan menjadi sebuah isapan jempol belaka. Bahkan perhatian tersebut pun harus dilaksanakn dengan sungguh-sungguh, tidak sekedar hanya menitipkan anak ke sekolah formal, lembaga bimbel atau sejenisnya. Anak juga harus membutuhkan suatu pendidikan moral yang baik. Karena tidak dapat dipungkiri lagi, saat ini banyak orang yang sudah memiliki gelar akademis yang berentet, kedudukan atau jabatan yang tinggi, namun sangat rendah moralnya. Mereka yang sebagian besar merupakan orang-orang intelektual itu tidak segan-segan melakukan korupsi, kolusi dan semacamnya, tentu hal ini merupakan tamparan serius bagi bangsa ini.

Anak merupakan sebuah aset berharga yang tidak hanya bagi orang tuanya, namun lebih-lebih menjadi penentu akan sebuah bangsa di masa depan. Oleh karenanya anak tidak saja harus mendapatkan pendidikan umum formal setinggi-tingginya, namun mereka pun harus mendapatkan pendidikan moral. Tidak hanya itu, mereka pun harus dibekali dengan ilmu agama yang mumpuni sebagai bekal kehidupannya, baik di dunia maupun sebagai bekal untuk kehidupan akhirat kelak. Dalam hal ini keluarga menjadi salah satu pihak yang sangat menentukan moral anak. Selain itu juga lingkungan masyarakat pun akan berperan membentuk kepribadian dan moral dari anak itu sendiri. Dalam kehidupan seperti zaman sekarang ini, sangat sulit untuk mendapatkan lingkungan yang baik untuk menbentuk karakter dan moralitas yang luhur, banyak dari anak-anak yang salah pergaulan justru menjadi beban keluarga bahkan menjadi sampah bagi masyarakat, ha; ini tentu menjadi suatu permaslahan yang begitu sangat krusial dan mendasar yang dapat menjadi penghalang terciptanya generasi emas penerus bangsa ini.

Oleh karenanya anak tidak hanya butuh pendidikan formal sebagai pendukung karir dan masa depannya kelak, tetapi anak butuh suatu wadah yang dapat membentuk karakter dan moral yang luhur. TPA dan Pondok Pesantren merupakan sebuah wadah yang menjadi dapat pemecahan masalah di atas. Dua wadah ini sebenarnya telah hadir dan sudah dikenal oleh masyarakat sejak dahulu, namun masyarakat masih banyak yang ragu untuk menitipkan anaknya disini. Banyak dari orang tua mengira bahwa TPA dan Ponpes adalah tempat yang kuno, tidak zamani, bahkan sering di cap sebagai tempat pencetak gembong-gembong teroris. Tak hanya itu, para orang tua pun sering mengira bahwa TPA dan Ponpes hanyalah sebuah tempat yang tidak mengikuti perkembangan zaman, dan sebagainya. Para orang tua, terutama di perkotaan, lebih memilih menitipkan anaknya kepada guru-guru privat yang datang langsung ke rumah, baik guru pengetahuan umum, teknologi ataupun guru-guru ngaji. Bahkan tidak jarang dari mereka memilihkan pendidikan kepada anaknya dengan Home scholling. Pemahaman semacam ini telah menjadi wajar terutama di kalangan masyarakat perkotaan yang identik dengan modernisasi, kecanggihan teknologi dan sebaginya. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya ketinggalan zaman dan kuno. Padahal jika anak hanya diajarkan melalui guru privat atau pun Home Scholling, anak akan cenderung kurang untuk dapat bersosialisasi dengan sekitarnya. Akibatnya, anak kurang dapat mengembangkan kecerdasan emosionalnya, bahkan anak akan kehilangan kemampuan kerjasama, menghargai teman, empati dan sebagainya. Di lain hal, kecerdasan emosional sangatlah berpengaruh untuk kesuksesan anak di masa depannya.

Selain kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual sangatlah berpengaruh dalam pembentukan kepribadian, moral dan akhlaq bagi anak. Ditambah lagi kecerdasan spiritual merupakan benteng bagi seseorang dalam mengaruhi kerasnya kehidupan di masa depannya. Kecerdasan ini sangat memengaruhi kecerdasan emosionalnya, dan kecerdasan emosional inilah yang dapat menghantarkan seseorang kepada kesuksesan dunia dan akhirat, selain dibutuhkan pula kecerdasan intelektualnya. Dalam memenuhi kebutuhan akan ketiga kecerdasan itu tidaklah mudah, anak harus mendapatkan perhatian yang sangat serius, hal ini tidak mungkin dicapai orang tua dengan maksimal tanpa bantuan dari berbagai pihak atau lembaga lain.

Dari pemaparan masalah di atas, TPA dan Ponpes merupakan sebuah wadah yang dapat mengembangkan ketiga kecerdasan di atas kepada para santri-santrinya. Di pondok pesantren santri tidak hanya dibekali ilmu-ilmu agama yang matang, namun beberapa pondok pun telah mengadakan pendidikan umum dan keterampilan lain. Disana juga sangat memperhatikan masalah moral dan akhlaq santri-santrinya. Dengan kata lain, Pondok Pesantren merupakan wadah yang sangat tepat bagi pendidikan anak. Pondok pesantren memiliki segudang sarana dan prasarana yang dapat menunjang ketiga kecerdasan tersebut. Oleh karenanya Ponpes mampu menjadikan santri-santrinya untuk tidak hanya cerdas dalam hal intelektual saja, namun lebih mengutamakan kecerdasan emosional dan spiritual santri-santrinya, sehingga cita-cita bangsa Indonesia untuk mencetak generasi yang tangguh dan mumpuni dalam berbagai hal untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 mudah-mudahan dapat tercapai. Aamiiin...

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda