Fenomena Jilboobs - KMNU-UNILA.Org : Menebar Dakwah Ahlussunnah Waljama'ah Annahdliyah

Saturday, August 23, 2014

Fenomena Jilboobs



Banyak pernyataan yang menyebutkan bahwa wanita atau muslimah lebih mudah masuk surga. Islam telah mengajarkan berbagai aturan yang mengatur norma dan etika bagi para penganutnya, terutama untuk muslimah. Sedangkan, salah satu ciri wanita yang bisa dikatakan mampu menjadi penghuni surga ialah wanita yang pandai menjaga kehormatan dirinya.

Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa tolak ukur kemuliaan seorang wanita muslimah, dapat dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya melalui cara berbusana, bertutur kata, berjalan, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang seringkali menjadi sebuah permasalahan dalam dunia kemasyarakatan yang mengutamakan norma-norma Islam adalah bagaimana cara seorang muslimah dalam berbusana sehari-harinya.

Allah SWT dan Rasul-Nya telah memberikan perintah khusus yang hanya dibebankan kepada kaum wanita, yaitu memakai jilbab, tidak keluar selain dengan mahramnya, tidak melembutkan ucapan di hadapan orang fasik, dan tidak berlebihan dalam menghias diri seperti kaum jahiliyah. Namun, sudah selayaknya sebagai seorang muslimah tidaklah menganggap hal itu menjadi sebuah beban, tetapi menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukannya.

Mengenai kewajiban berjilbab atau menutup aurat bagi wanita, Allah SWT telah berfirman, “Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59).

Firman Allah di atas telah menerangkan secara tegas bahwa setiap wanita yang mengaku muslimah beriman haruslah mengenakan jilbab. Allah SWT juga memberikan jaminan bagi wanita mukminat yang berjilbab, bahwa mereka akan lebih aman dari gangguan pandangan orang-orang nakal, dibandingkan dengan mereka yang biasa memakai pakaian mini dan terbuka auratnya. Namun, apabila ada seorang wanita yang di masa lalu tidak berjilbab dan kini berjilbab, maka Allah SWT akan mengampuni dosa mereka karena tidak memakai jilbab pada masa lalunya, karena Allah SWT maha pengampun lagi maha penyayang, sesuai dengan pengertian  yang tertuang dalam ayat di atas.


Jilbab dan Kontaminasi ‘Jilboobs’

Secara bahasa, jilbab berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “jalbaba, yujalbibu, jilbaaban”, artinya, baju kurung yang panjang. Jadi, pengertian jilbab adalah pakaian yang luas atau lapang, yang berarti pakaian yang dapat menutupi anggota tubuh seorang wanita kecuali wajah dan telapak tangan. Karena, pada dasarnya seluruh anggota tubuh wanita adalah aurat, kecuali wajah dan telapak tangan.

Meski demikian, tidaklah sedikit muslimah zaman sekarang yang telah menyimpang dari aturan memakai jilbab sesuai dengan arti jilbab itu, karena mereka telah terkontaminasi oleh budaya baru. Mereka lebih bangga mengikuti trend zaman dalam berbusana yang sebenarnya tidaklah sesuai dengan syariat Islam. Masalah berbu sana yang saat ini sedang marak terjadi diantara para muslimah Indonesia adalah gaya berbusana ala ‘Jilboobs’.

‘Jilboobs’ diadopsi dari  gabungan kata jilbab (disini diartikan kerudung/penutup kepala) dan boobs (payudara). Maksudnya, jilbab yang mereka pakai tidak difungsikan sebagai penutup aurat, melainkan hanya sebagai pembungkus sebagian tubuhnya saja. Gaya busana ini memang tidaklah sesuai dengan ajaran Islam, dan seharusnya tidak perlu ditiru oleh para muslimah. Karena, meski mereka memakai jilbab, namun mereka membiarkan bagian lekak-lekuk dadanya itu tetap terlihat dengan jelas, apalagi bagi mereka yang memakai pakaian ketat. Padahal, sejatinya seorang muslimah yang memakai jilbab, hendaknya mereka juga berbusana dengan pakaian yang dapat menutupi aurat, yang sekiranya tidak menebar syahwat bagi siapa saja yang melihatnya.

Bagi orang awam yang tidak mengerti hukum Islam sebenarnya, mereka masih bisa dimaklumi jika mengikuti trend seperti itu. Karena, mungkin dengan mengikuti gaya ‘Jilboobs’, lambat laun mereka akan terbiasa mengenakan jilbab, dan setelah mereka mengetahui aturan berbusana muslimah, mereka dapat menutupi auratnya dengan smpurna.


Nilai Ibadah dibalik Jilbab

Perlu diketahui dan disadari oleh kaum wanita, bahwa ketika dirinya memakai jilbab itu mengandung nilai ibadah tersendiri. Di samping sebagai ketaatannya kepada hukum Allah, memakai jilbab dan berbusana yang menutup aurat merupakan tindakan preventif atau pencegahan dari pandangan mata lelaki yang dapat menimbulkan berbagai keinginan yang barangkali bertentangan dengan ajaran agama. Jadi, tak perlu lagi bagi seorang muslimah untuk mengenakan busana ala ‘Jilboobs’ karena hal itu dapat menjadi gerbang terjadinya perzinahan.

Sekarang, perlu diingat bahwa kewajiban mengenakan jilbab tanpa kontaminasi dari ‘Jilboobs’ merupakan ajaran Islam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi oleh wanita manapun. Selain berjilbab, wanita muslimah juga harus mengenakan busana yang setidaknya memenuhi kriteria busana tidak transparan, longgar, dan dapat menutupi aurat, tidak hanya sekedar membungkusnya saja. Wanita muslimah juga dilarang untuk menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali memang yang biasa nampak. Namun, boleh saja seorang wanita menampaakannya kepada segolongan mahramnya dan suaminya. Wallahu A’lam bi al-shawab.


Novi Arizatul Mufidoh, pengajar Paud Islam Mellatena-Semarang

Dikutip dari http://nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,50-id,53974-lang,id-c,esai-t,Fenomena+Jilboobs-.phpx
Pada 23 Agustus 2014 Pukul 09.51

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda